AGAMA ISLAM AGAMA PENELITIAN

Adalah hal yang sangat menggembirakan bahwa kini para sarjana agama, khususnya sarjana ilmu-ilmu Islam (Islamic Studies) telah memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan penelitian ilmiah. Kondisi ini sekaligus mengangkat harkat dan martabat para scholar Islam itu hingga sejajar atau bahkan lebih berwibawa dalam hal penelitian, bila dibanding dengan para sarjana di bidang “Islamic Science” yang bekerja di universitas dan lembaga-lembaga penelitian lain.
Demikian disampaikan Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA, Rektor UIN Sumatera Utara saat memberi pengarahan pada Seminar Nasional Penelitian BOPTN Tahun 2022 di Hotel Madani Medan, 3 Juni 2022.
Lebih lanjut Prof. Syahrin mengatakan bahwa sebelumnya para sarjana agama masih memiliki kemampuan yang rendah dalam melaksanakan penelitian yang menyebabkan perguruan-perguruan tinggi Islam sering diidentikkan dengan lembaga dakwah.
Peningkatan kemampuan meneliti itu terjadi akibat semakin banyaknya dosen perguruan tinggi Islam belajar dan mendedikasikan ilmunya pada perguruan tinggi yang mengembangkan islamic science1, baik di dalam maulun di luar negeri, semakin meratanya penyelenggaraan pasca sarjana, juga stimulan yang bukan tanggung-tanggung yang diberikan Menteri Agama RI dengan penetapan Guru Besar di lingkungan Kementerian Agama RI.

Ideologi Penelitian
Dalam pengarahannya, Prof. Syahrin yang juga penggagas Wahdatul ‘Ulum itu mengedepankan ideologi penelitian yang mendapat sambutan luar biasa dari ratusan peneliti Islam Sumatera Utara dan reviewer dari seluruh Indonesia itu lebih lanjut menyampaikan bahwa tugas penelitian adalah tugas isti’mar, misi kehadiran umat manusia di permukaan bumi untuk memakmurkannya.
Agama Islam, demikian Prof. Syahrin menjelaskan, sejak dini telah meminta manusia untuk terus melakukan penelitian ( filsafat iqra’). Dengan demikian penelitian adalah ibadah, dan bahkan agama ini (Islam) adalah agama penelitian yang akan sama cepatnya membawa para peneliti ke dalam surga dibanding dengan ibadah lainnya.

Arah Perguruan Tinggi
Prof. Syahrin Harahap juga menyampaikan arah pengembangan perguruan tinggi Islam saat ini. Menurutnya ada tiga arah yang perlu diperkuat pada perguruan tinggi Islam saat ini yaitu Teaching University, Research University, dan Community Development University, dan UIN Sumatera utara akan memperkuat ketiga orientasi itu.

Penerapan Wahdatul ‘Ulum
Pada kesempatan itu Prof. Syahrin, selalu Rektor, menekankan penerapan wahdatul ‘ilum (integration of knowledge) pada penelitian. Seban menurutnya penerapan paradigma wahdatul ulum pada tri darma perguruan tinggi adalah kontrak akademik Rektor dengan seluruh stakeholders sehingga hal ini merupakan kewajiban ‘ain atau fardu ‘ain seluruh akademisi Muslim.
Kemampuan menerapkan paradigma wahdatul ulum (integration of knowledge) pada tri darma perguruan tinggi menurutnya merupakan prasyarat mutlak bagi penguatan kemampuan dan wibawa akademisi Muslim di tengah komunitas Ilmuan di mada hadapan.
Dengan kesadaran itu Prof. Syahrin mengharapkan bahwa paradigma integrasi ilmu, Wahdatul Ulum sepatutnya menjadi agenda utama pengembangan keilmuan bidang agama Islam pada dekade-dekade mendatang.