Prof Syahrin Hadiri Halalbihalal KAHMI Sumut | Pertahankan Ideologi dan Integritas Generasi

Medan, (UIN SU)
Makna halalbihalal yaitu menghimpun yang berserakan, maka nilai dari hal itu adalah semangat untuk menghimpun yang berserakan yakni di Indonesia ini ada gejala-gejala masyarakat dan peradaban yang berserakan baik karena proxy war atau karena kita kurang pandai menata kesatuan dan persatuan kita.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Prof Dr Syahrin Harahap, MA yang juga selaku Ketua Dewan Pakar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sumatera Utara saat memberikan sambutan pada acara halalbihalal KAHMI Sumut di Kota Medan, Sabtu (21/5). “Makna halalbihalal yaitu menghimpun yang berserakan, melalui acara yang sangat bagus ini, semangatnya adalah kita dapat menghimpun yang berserakan. Tantangan kita di Indonesia, adalah ada gejala-gejala berserakan, karena proxy war atau kita yang kurang pandai menata kesatuan dan persatuan kita,” urainya.

Melalui halalbihalal, ia mendoakan kepada Allah, agar KAHMI dapat menghimpun yang berserakan tersebut dan punyai kekuatan yang lebih prima di masa akan datang. Rektor menjelaskan, prediksi dan perhitungan para ahli, bahwa pada abad 21 ini, peradaban Islam akan terpusat di Asia Tenggara. Para tokoh mengisyaratkan, pusat peradaban Islam itu ada di Indonesia.

“Sekiranya, Indonesia jadi pusat Islam dunia, kekuatannya ada dimana?, jawabannya ada di kelas menengah (middle class) di Indonesia. Adalah menarik bahwa, kelas menengah di Indonesia itu, kira-kira pada satu dekade lalu, itu yang dituju adalah orang-orang KAHMI,” tandasnya.

Kelas menenangah dimaksud, sambungnya, berciri punya akses yang kuat ke atas dan punya akses yang kuat pula ke bawah. “Pertanyaannya, apakah KAHMI punya akses yang kuat untuk dua jalur itu. Tanpa menutupi kenyataan, anak-anak kahmi sekarang ini, masih punya akses yang kuat ke bawah tapi akses ke atas agak terganggu,” ujarnya.

Hal itu Prof Syahrin tegaskan, karena model dunia yang mulai berubah. “Karena cara bermain yang mengalami perubahan yang luar biasa. Sering kali orang-orang KAHMI tidak bisa mengikuti irama-irama baru yang terjadi di negara Indonesia,” tukasnya.

Dewan penasihat dan kami dari dewan pakar, membantu agar di masa yang akan datang, kita punya akses kuat ke bawah dan akses kuat ke atas. Sehingga nanti, KAHMI menjadi pemain di kelas menegah di masa kebangkitan Islam di masa depan. Hal itu, didukung dengan kelebihan KAHMI dibandingkan dengan komponen-komponen lain.

Rektor mencontohkan, sebagai kader HMI, ia mulai mengikuti lagu Indonesia Raya dinyanyikan bahkan di acara pelatihan dasar. Hal itu, merupakan kekuatan karena itu wawasan kebangsaan umat Islam di negeri ini harus direferensikan dari KAHMI. Selain itu, ia menegaskan agar kader terbebas dari gelagat radikal.”Jangan ada anak-anak HMI dan KAHMI yang masuk ke pojok, sehingga tertuduh sebagai radikalis atau teroris,” tegasnya.

Maka itu, menurut rektor, perlu menekankan dan merumuskan, Islam macam apa yang dikembangkan anak HMI di masa yang akan datang bersama masyarakat. Kelebihan lain, ialah kader mempunyai wawasan kebangsaan yang kuat. Maka ia berpesan agar mencari pimpinan dari kalangan KAHMI. Karena terjami wawasan kebangsaannya. “Wawasan kebangsaan tidak bertemu di jalan. Tapi dibawa dari rumah sejak lahir,” tandasnya.

Ciri lain, yakni kader punya independensi di dalam berpikir dan bertindak. Prof Syahrin menekankan, manusia tidak bisa menghindari bahwa dunia saat ini sedang menghadapi persaingan ketat terkait aspek idealisme dan pragmatisme. Yang saat ini punya kecenderungan ke arah dan dimenangkan sisi pragmatisme. “Sehingga bisa jadi anak-anak kita menjadi terjerumus di dalam pragmatisme. Contohnya, mau dibayar untuk melakukan aksi,” imbuhnya.

Dalam momen tertentu, Prof Syahrin menyampaikan, ungkapan “mahasiswa jadi mahasewa” dari wartawan. Kata-kata itu menyedihkan dan pedih, karena mahasiswa bisa dibayar untuk aksi dan memperjuangkan suatu kepentingan yang belum tentu benar. Terkait itu, Prof Syahrin menegaskan, harus mempertahankan idealisme dan integritas anak-anak KAHMI di masa akan datang. Tidak hanya membangun gedung fisik, tapi terpenting memikirkan dan membangun gedung idealisme dan gedung integritas,” jabarnya.

Atas nama Dewan Pakar KAHMI Sumut, Prof Syahrin sampaikan ucapan halalbihalal, selamat Hari Raya Idulfitri, minal aidin walfaizdin, maaf lahir batin.

Sekjen Majelis KAHMI Nasional, Drs Manimbang Kahariady dalam sambutan menyampaikan, acara ini bernilai dan bermakna konsolidasi. Juga dinilai penting dan strategis untuk menyambut musyawarah nasional dan mencari pemimpin baru KAHMI di Sulawesi Tengah beberapa waktu mendatang. Lokasi itu dipilih karena faktor kemanusiaan. Ia juga sepakat dengan Prof Syahrin, bahwa masih banyak hal-hal dan potensi yang berserak dan belum terakomodir dengan baik.

Hadir dalam halalbihalal itu, Ketua Kadin Sumut, para pimpinan dan perwakilan partai politik, KAHMI jajaran kabupaten/kota, para penasihat dan anggota dewan pakar, anggota KAHMI dan HMI, tokoh masyarakat dan segenap kader yang kini mengisi pembangunan di berbagai bidang. (Humas)