Pendidikan Kepramukaan Harus Adaptif, Inovatif dan Kreatif | Menag Buka PWN PTK XVI Gorontalo

Gorontalo, (UIN SU)
Perkemahan Wirakarya Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan (PWN PTK) XVI 2023 di Gorontalo harus benar-benar dijadikan momentum meneguhkan diri sebagai sebuah gerakan yang adaptif, inovatif dan kreatif dalam menyesuaikan serta menghadapi tantangan perubahan zaman.

Demikian ditegaskan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dalam amanat pembina upacara pada pembukaan PWN PTK XVI 2023 di IAIN Sultan Amai Gorontalo, Senin (22/5). Sejalan tema kegiatan, ‘Merawat keberagaman dan perdamaian dalam bingkai moderasi beragama’, Menag menerangkan ini adalah tema yang menantang sekaligus membutuhkan pembuktian segenap insan pramuka. Dengan menerapkan sifat kepanduan yakni sifat nasional, internasional dan universal yang dimaksud dapat digunakan di mana saja untuk mendidik anak dari bangsa mana saja.

“Dengan tema besar dan tiga sifat gerakan kepanduan ini, Gerakan Pramuka harus mampu melahirkan program inovatif, kreatif dan memberikan dampak bagi masyarakat. Utamanya menghadapi berbagai perubahan yang saat ini ada di depan kita. Gerakan Pramuka jadi garda terdepan dalam menyemai perdamaian dan memperkokoh persatuan,” urai menteri.

Gus Men menceritakan sejarah kepanduan nasional mulai dari era Belanda, perjuangan kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan hingga kepanduan dileburkan organ-organ kepanduan menjadi satu gerakan pandu yaitu Gerakan Pramuka pada 1961. Sejarah panjang ini, katanya, harus jadi bahan renungan mendalam tentang hakikat organ kepanduan atau kepramukaan kita.

Lebih jauh, ia membahas tentang ajaran Lord Baden Powell yang menjelaskan kunci kesuksesan adalah hubungan dengan sesama manusia dan hubungan dengan alam yang baik, merupakan faktor keberhasilan. Ditambah nilai kepanduan Indonesia, yang didasari nilai spiritualitas yakni kepercayaan kepada Yang Esa. “Maka akan terbentuk trilogi relasi yaitu hablumminallah (hubungan kepada Allah), hablumminannas (hubungan sesama manusia) dan hablumminal ‘alam (hubungan kepada alam). Bentuk trilogi ini seharusnya diimplementasikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari kita. Maka para pandu akan menjadi insan paripurna,” tukas Menteri Agama.

Yaqut Cholil menegaskan, perubahan zaman tidak bisa dielakkan. Satu-satunya yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri. Maka hukum alam harus dicermati oleh insan pramuka, tak terkecuali dengan insan pramuka di perguruan tinggi keagamaan di Indonesia.

Kegiatan-kegiatan kepramukaan ke depan, pesannya, agar tidak statis dan tidak out of date, tidak miskin inovasi dan kreasi yang pada akhirnya menjadikan pendidikan kepramukaan tidak menarik lagi di era ini. Perubahan-perubahan ini yang tidak bisa dihindari namun harus dihadapi.

Berbagai fenomena di masyarakat seperti plural ke urban, masyarakst agraris ke industri, monokultur ke multikultur, tertutup menuju masyarakat yang terbuka, informasi terbatas dengan era informasi yang tidak terbatas hingga wacana pemikiran dan ideologi yang semakin beragam juga ditandai retaknya ikatan kultural dan emosional, pola pikir lebih rasional, tuntutan ekonomi yang lebih dan semakin tinggi hingga individu yang semakin individualistik.

Saat ini, sekitar 40 persen populasi Indonesia adalah kaum milenial yang dianggap berkarakter unik. Yaitu percaya diri, berani mengemukakan pendapat dan tidak sungkan berdebat di ruang publik. Kaya dengan ide dan gagasan serta mampu mengkomunikasikan ide, berinteraksi, pandai bersosialisasi dan menguasai teknologi informasi berbasis internet.

Melihat kondisi mutakhir ini, lanjut menteri, secara demografis dan kualitas, sudah menjadi keharusan bagi Gerakan Pramuka menyesuaikan diri dalam derap perubahan, menghindari kegiatan yang bersifat karikatif, serimonial dan yang tidak ada maknanya. “Kita harus menjawab sinisme terhadap Gerakan Pramuka yang disebut hanya menjadi gerakan tepuk tangan semata. Dengan potensi luar biasa pramuka, saya yakin mampu menjawab berbagai tantangan dan perubahan zaman,” tukasnya.

“Melalui PWN PTK 2023 ini, mari kita hibahkan jiwa raga kita dalam menjaga keutuhan dan persatuan negara Indonesia yang kita cintai ini,” paparnya dalam amanat upacara pembukaan.

Diikuti 1.200 pramuka

Ketua Penyelenggara PWN PTK XVI 2023, Prof Muhammad Ali Ramdhani menyampaikan, kegiatan monumental ini perlu dipahami sebagai piranti penting menguatkan nilai kebangsaan di tengah keberagaman bangsa. Juga sebagai wahana dan ikhtiar mengasah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kepramukaan dalam bentuk darma bakti di tengah masyarakat.

Prof Ali yang juga Dirjen Pendis Kemenag menyampaikan, giat berlangsung enam hari pada 22-27 Mei 2023 diikuti sekitar 1.200 pramuka dari 68 perguruan tinggi di bawah naungan Kemenag RI seluruh Indonesia. Sejalan tema ‘Merawat keberagaman dan perdamaian dalam bingkai moderasi beragama’ diarahkan pertemuan ini untuk menguatkan semangat nasionalisme, patriotisme dan solidaritas dalam bingkai NKRI yang mengedepankan semangat moderasi beragama. PWN ini juga diramaikan empat madrasah di Gorontalo.

“Sebagai wadah pembinaan dan pengembangan pramuka penegak dan pandega yang berpangkal di perguruan tinggi keagamaan, agar mengaktualisasikan dan mengekspresikan segala potensi yang dimiliki. Meningkatkan kemandirian sehingga mampu mendedikasikan karya dan bakti terbaik di masyarakat berlandaskan Tri Satya dan Dasa Darma pramuka,” ujarnya.

Prof Ali menjelaskan rangkaian giat, di antaranya giat rutin, perkemahan, umum, seni budaya, pengembangan wawasan, moderasi agama meliputi dialog pemuda lintas iman, pramuka dan demokrasi, scout for SDG’s, bela negara dan hipnoterapi berbasis lingkungan dan program pencegahan stunting.

Berbagai pelatihan di antaranya pelatihan wirausaha digital, inspirasi kuliner nusantara khas Gorontalo, pelatihan ekonomi kreatif. Lalu ada giat trauma healing, sertifikasi halal dan keamanan pangan, pelatihan optimalisasi medsos dan transformasi digital. Giat pembangunan fisik di antaranya karya bakti, pembangunan tugu PWN, gerbang desa wirakarya, fasilitas pengolahan sampah, taman baca, bakti rumah ibadah dan tanam pohon. “Terima kasih dan apresiasi sebesarnya atas peran serta semua pihak untuk suksesnya giat ini. Selamat berkemah. Ikhlas bakti bina bangsa berbudi bawa laksana,” tandasnya.

Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Budi Waseso menyampaikan, apresiasi dan terima kasih kepada semua pembina gugusdepan yang membina dan membimbing peserta didik di gugusdepan dan mengikutsertakan pada PWN ini. Apresiasi kepada orangtua yang mengizinkan pesdik ikut dalam kemah bakti ini. Diharap program berjalan tertib, aman dan lancar serta mendapat rida Tuhan.

Sementara, Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Medan Prof Dr Nurhayati, M.Ag yang turut mengirim kontingen penuh pada program dua tahunan itu menyampaikan, agar pendidikan kepramukaan sebagai pendidikan karakter anak bangsa betul-betul dijadikan sebagai sarana meningkatkan nilai dan kualitas diri, berani dan solidaritas tinggi. Salah satunya melalui giat PWN PTK XVI 2023 ini yang memuat berbagai kegiatan, materi peningkatkan kompetensi hingga soal moderasi beragama dan siap beraksi di tengah masyarakat.

Insan pramuka khususnya kontingen UIN SU diharapkan mampu menjadi duta serta agen moderasi beragama di tengah masyarakat. Menyebarkan nilai-nilai Islam sebagai jalan tengah. Mampu mengambil pembelajaran terbaik dalam perkemahan akbar ini melalui sajian kegiatan dan menjaga nama baik kampus dan memberikan yang terbaik dalam kemah bakti ini. Diketahui, UIN SU Medan mengirimkan kontingen penuh, yakni pimpinan kontingen, pada pembina pendamping dan belasan anggota pramuka UIN SU dari Racana H Adam Malik Hj Fatmawati.

Prof Nurhayati salut dengan pramuka dari kalangan mahasiswa UIN SU yang diutus pada kegiatan ini. Ia yang mendampingi dari awal keberangkatan dari Medan dan melihat kegigihan dari jiwa pramuka yang tetap solid dan tidak mengeluh serta tetap semangat dalam tiap kesempatan. Menurut Prof Nurhayati pramuka UIN SU perlu diperkuat untuk menjadi agen-agen moderasi beragama. Melihat pelaksanaan PWN di Gorontalo, rektor yang baru terpilih ini pun menyatakan siap untuk menjadi tuan rumah pada PWN-PWN selanjutnya.

Hadir dalam pembukaan, pimpinan dan pengurus Kwarnas Gerakan Pramuka, Kwarda Gorontalo, Anggota DPR RI Komisi VIII, Gubernur Gorontalo selaki Kamabida, kwartir cabang jajaran, Rektor IAIN Gorontalo Zulkarnain Sulaiman, unsur forkopimda setempat dan segenap sivitas akademika serta para pejabat Kemenag serta Kanwil Kemenag Gorontalo. (Humas)