Sekjen Kemenag Berikan Pembinaan ASN di UIN Sumut

Medan, (UIN Sumut)
Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr Syahrin Harahap, MA menyampaikan, selama dua bulan kepemimpinannya, selain tugas-tugas strategis juga telah diselesaikan penetapan para pejabat di lingkungan UIN Sumut secara transparan, objektif, jujur dan penuh kesadaran.

Demikian diungkapkannya dalam sambutan pada acara Pembinaan ASN UIN Sumut digelar di aula utama Kampus II UIN Sumut Jalan Willem Iskander Medan, Rabu (27/1) diikuti segenap pimpinan dan pejabat di kampus Islam tersebut. Pembinaan menghadirkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama RI Prof Dr H Nizar Ali, MAg. “Kami selesaikan penetapan para pejabat di lingkungan UIN Sumut secara transparan, objektif dan jujur. Mulai dari jabatan dekan, para wakil dekan, ketua dan sekretaris program studi, para ketua dan kepala lembaga,” ujarnya.

Dijelaskan Prof Syahrin, dari para pejabat yang ditentukan itu, 85 persen di antaranya merupakan kaum milenial. “Yaitu the next generation, paling besar adalah kaum milenial. Diharapkan kepada para senior memberikan dukungan dan nasihat untuk UIN Sumut yang lebih baik di masa mendatang,” tukasnya.

Rektor melaporkan, saat ini kampus Islam negeri terbesar di Sumut itu memiliki lebih dari 30 ribu. UIN Sumut terus berkembang, hal ini ditandai dengan pembangunan kampus IV di Medan Tuntungan hasil bantuan Islamic Development Bank (IsDB) yang direncanakan diresmikan dan mulai dioperasikan pada pertengahan Februari mendatang. “Kami berharap, kampus IV diresmikan Menag bersama Sekjen Kemenag,” ujarnya.

Tak hanya selesai di kampus IV, UIN Sumut baru-baru ini juga menerima hibah fasilitas dari Pemko Tebingtinggi berupa lahan seluas tiga hektare lengkap dengan sarana gedung perkuliahan yang merupakan eks Akbid Pemko Tebingtinggi. Prof Syahrin meminta restu dan dukungan kementerian agar kampus V tersebut bisa dijalankan pada semester mendatang. Namun, untuk biaya pembukaan kampus V di Tebingtinggi tersebut belum tertampung dalam anggaran, sehubungan itu, Prof Syahrin mengharapkan, agar kementerian berkenan menambah Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) UIN Sumut.

“Agar kami dapat menjalankan perkuliahan itu sesuai arahan kementerian pada tahun ini, insya Allah. BOPTN untuk UIN Jakarta mencapai Rp94 miliar, tetapi UIN Sumut hanya sekitar Rp9 miliar sampai Rp16 miliar. Sebagai anak ketiga, mohon ditingkatkan untuk UIN Sumut,” ungkapnya.

Selanjutnya, Prof Syahrin menjelaskan tentang konsep integrasi ilmu yang dibangun dengan paradigma wahdatul ‘ulum. Yakni paradigma unity of knowledge, kesatuan ilmu pengetahuan dengan spirit islamic science dan islamic studies. “Dengan paradigma ini, kita mencoba mengakhiri sekularistik dalam perspektif umum, sekaligus mengakhiri kecilnya minat masyarakat terhadap fakultas agama dengan paradigma wahdatul ‘ulum,” tukasnya.

Sementara, Sekjen Kemenag Prof Dr Nizar Ali, MAg dalam arahan dan bimbingannya menyampaikan, hingga 2014 ada program prioritas kementerian yang ingin diwujudkan, salah satunya terkait dengan meningkatkan pelayanan pendidikan yang berkualitas. Terkait jumlah dan peningkatan jumlah mahasiswa UIN Sumut, ia menjelaskan, sejalan itu maka perlu diseimbangkan dengan sarana prasarana seperti fasilitas dan gedung perkuliahan.

Dijelaskannya, jika terdapat penambahan dalam layanan pendidikan tinggi seperti penambahan program studi baru, maka akan juga ditingkatkan angka partisipasi. Terkait itu, aspek penjaminan mutu pendidikan menjadi penting untuk mewujudkan pemerataan kuantitas dan layanan pendidikan di antara wilayah pendidikan. (Humas)