Irjen Kemang Faisal Ali Beri Pengarahan di UINSU Medan | Terapkan Renstra Kemenag Terkait Pengembangan Perguruan Tinggi Islam

Medan (UINSU)
Dalam pengembangan perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) maka perlu menyinergikan dengan rencana strategis (renstra) Kementerian Agama (Kemenag) RI, di antaranya pencapaian akreditasi unggul untuk institusi dan program studi, menyediakan kelas internasional hingga tracer lulusan kampus hingga terserap dunia kerja atau industri.

Demikian penegasan Inspektorat Jenderal (Irjen) Kemenag RI, Dr Faisal Ali Hasyim, SE, MSi, CA, CSEP dalam arahan dan bimbingannya kepada para pimpinan dan pejabat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan di kampus I Jalan IAIN, Medan, Selasa (12/9).

Menurutnya, perlu sinergi renstra di kementerian yang terkait dengan perguruan tinggi dan harus jadi fokus pergerakan. Meliputi pertama ialah akreditasi. Kampus secara kelembagaan pada 2024 ditarget harus mencapai akreditasi A untuk seluruh PTKIN di Indonesia minimal 60 persen. Artinya harus ada sekitar 40 PTKIN terakreditasi A. Sementara saat ini masih enam kampus PTKIN terakreditasi A, dan UINSU Medan masih B. “2024 harus mencapai akreditasi A, itu cita-cita bersama,” ujarnya.

Kedua, lanjut irjen, yakni ketersediaan prodi untuk kelas internasional. Hal ini harus dimulai termasuk untuk UINSU. Secara nasional untuk kelas internasional ditarget sebanyak 7,3 persen. Ketiga, yang jadi pesan Irjen Kemenag yang juga begitu urgent dampaknya bagi masyarakat ialah tracer lulusan. Yaitu berapa lama waktu yang diperlukan lulusan UINSU untuk bisa mendapatkan pekerjaan, misalnya di bawah satu tahun.

Poin ini, lanjutnya, menjadi tantangan ke depan. Karena dinilai berdampak dengan minat masyarakat, khususnya terkait dengan daya serap lulusan kampus sebagai SDM di dunia kerja atau dunia industri. Renstra keempat yakni peningkatan publikasi jurnal internasional terindeks Scopus yang saat ini masih menjadi momok bagi pengembangan akademik kampus.

Irjen Faisal Ali kembali mengingatkan, sesuai dengan visi Rektor UINSU Prof Nurhayati, yakni mewujudkan UINSU unggul, berarti pada 2024 harus mencapai akreditasi A. Selain itu, irjen mengingatkan tentang misi mewujudkan UINSU sebagai Smart Islamic University, menuju pembangunan peradaban Asia Tenggara 2033.

Ia menilai, pada masa lalu memang terjadi banyak persoalan di UINSU di antaranya terkait tata kelola. Yang bermuara pada alokasi anggaran yang tidak tepat, sehingga penganggaran dalam bentuk kegiatan atau program tidak “cascade” atau tidak mengalir sejalan antara informasi, kebijakan dan perubahan bertahap untuk mencapai tujuan perguruan tinggi Islam di lingkungan Kemenag.

Good University Governance

Kendati demikian, di bawah kepemimpinan dan ketulusan rektor baru ini, Irjen Kemenag optimis segala persoalan bisa diatas dan nantinya misi-misi akan terwujud. “Saya akan tagih janji rektor empat tahun ke depan. Ini yang perlu kita persiapkan, mewujudkan UINSU sebagai smart islamic university dan unggul,” ungkapnya.

Irjen Faisal Ali menjelaskan, Rektor UINSU harus punya peta kompleks terkait pencapaian kampus. Di antaranya terkait jumlah prodi unggul, A dan B, jumlah jurnal internasional terindeks Scopus hingga data berapa lama lulusan UINSU bisa bekerja dan berkarier di dunia kerja dan industri. Termasuk data potensi dan penelitian dosen, itu harus dipetakan sejak awal.

Dengan demikian, diharapkan penggunaan angaran lebih efektif dan efesien. Artinya, cita-cita rektor harus tercapai pada 2027 mendatang, yakni unggul sesuai dengan indikatornya. Indikator yang dimaksud juga harus sesuai dengan poin-poin yang sudah diidentifikasikan sejak dini. Hal ini juga sejalan dengan konsep Good University Governance.

Terkait visi Smart Islamic University yang jadi gagasan Prof Nurhayati di UINSU, menurutnya, juga harus diterapkan dalam program nyata dan teknis. Misalnya aplikasi dalam sistem akademik yang sudah berjalan perlu diukur sejauh mana dalam mendorong Smart Islamic University dimaksud. Perlu mengadakan digital classroom atau kelas digital dan lainnya. “Smart Islamic University jangan hanya pada aplikasi digital, namun perlu diterapkan dalam kegiatan akademik sehari-hari. Misal digitalisasi dalam sistem pembelajaran kita, bukan hanya untuk mempermudah tapi juga untuk pengedalian proses hingga manajemen risiko di dalamnya,” urai irjen.

Irjen Faisal juga mengarahkan, melalui berbagai program kerja yang disusun sejalan dengan upaya mencapai tujuan tersebut. Sehingga dimaksudkan meningkatkan kepercayaan masyarakat, memanfaatkan momentum dengan baik dan menjawab tantangan. UINSU dengan input mahasiswa yang banyak dan UKT yang cukup besar, akan berpengaruh terhadap UINSU ke depan. Irjan berpendapat, pengembangan asrama juga diperlukan untuk pembentukan karakter mahasiswa.

Ia mencontohkan seperti UIN Malang yang setiap mahasiswanya kini wajib asrama (ma’had) selama setahun. “Pendidikan Islam saat ini sebagai salah satu penyelamat bangsa dengan pendidikan karakter. Dan pendidikan karakter tidak akan terbentuk jika tidak ada boarding atau pengasramaan. Maka kita dorong untuk pengembangan boarding atau ma’had,” tegasnya.

Irjen memotivasi, agar UINSU bangkit, bangun dan bergerak dari masalah-masalah dan beban masa lalu. “Saya yakin UINSU bisa melalukan itu, oleh karena itu, saya mengharapkan semua anggaran yang digunakan harus efektif untuk kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan bersama,” imbuhnya.

Ia mengajak, agar visi misi dan program rektor, tidak hanya sebagai visi misi yang parsial oleh rektor. Namun perlu diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari dalam membangun dan membesarkan UINSU Medan. Sehingga muncul rasa kebanggaan terhadap UINSU Medan. “Semangat saya yang sudah tidak kali berkunjung ke UINSU ini ialah karena ketulusan ibu rektor. Yang sejauh ini telah bertemu dengan para pemangku kepentingan di Sumut untuk kemajuan kampus. Ini harus kita dukung bersama. Tidak bisa rektor berjalan sendiri,” urai irjen.

Irjen mengarahkan, agar pimpinan dan para pejabat kampus mampu merumuskan program kerja dengan realistis, jangan muluk-muluk dengan indikator dan sasaran yang jelas. Membuat kegiatan yang cascade, sehingga anggaran bisa efektif dan efesien. Terpenting mewujudkan Good University Governance (GUG). Yakni harus melengkapi indikator transparansi, misalnya dalam hal pengelolaan anggaran, proses hingga aktivitas pengembilan keputusan.

“Kita tidak bisa lalu suka-suka seperti dahulu. Semua harus mengikuti sistem yang ada. Menjalankan pengelolaan yang akuntabilitas, responsibel atau bisa dipertanggungjawabkan dan memenuhi unsur penjaminan mutu serta indikator lainnya harus kita wujudkan. Jika UINSU sudah menjalankan dan menjadi bangunan yang kokoh dan kuat, maka siapapun rektornya nanti akan berjalan dengan baik,” tukasnya.

Irjen Faisal menyampaikan, dalam upaya pencapaian tujuan kampus tersebut, maka peran satuan pengawas internal akan jadi penting. Satuan pengawas internal (SPI) di kampus layaknya bekerja seperti irjen. Jika irjen adalah mata telinga menteri, maka SPI ialah mata telinga rektor untuk melihat yang harus diperbaiki dan diubah lebih baik.

Sementara, Rektor UINSU Prof Nurhayati melaporkan kepada irjen, berbagai perkembangan kampus, di antaranya UINSU menerbitkan 106 standar operasional prosedur (SOP) terkait perencanaan, pengadaan barang dan jasa, pelaporan kas, pelaporan keuangan dan grand design pengawasan. Dengan pengarahan dari irjen ini, rektor optimis bisa meningkatkan tata kelola kampus.

Perkembangan lainnya yakni BLU UINSU telah membuat berbagai aplikasi digital untuk pelayanan dan kinerja. Di antaranya sistem informasi perencanaan anggaran atau Sinpra, sistem informasi monitoring anggaran (Simona) dan lainnya. Ini alat informasi berbasis elektronik, ini upaya peingkatan tata kelola dan manajemen perencanaan keuangan. UINSU juga tengah membangun berbagai layanan digital lainnya terkait layanan, pengawasan internal, keuangan, manajemen SDM, pengelolaan aset barang milik negara (BMN) dan lainnya.

Laporan lainnya di antaranya terkait lahan kampus di Desa Sena tengah masuk proses pengukuran lahan dan setelah itu direncanakan diteruskan di BPN untuk diterbitkan sertifikat. Kemudian, terkait gedung mangkrak, pihak UINSU telah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR dan direspons baik, ditargetkan masalah gedung mangkrak akan diselesaikan tahun ini setelah beberapa prosesur seperti peninjauan ulang dan keterangan dari polda setempat. (Humas)