Menata Umat Islam untuk Kebangkitan Ketiga | Iduladha Bangun Keluarga yang Lebih Tangguh

Medan (UIN SU)
Momentum Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah/2022 harus dimaknai dan dijadikan peluang yang sangat strategis bagi kebangkit Islam di masa yang akan datang, yang dalam perkembangan zaman, umat Islam akan bersiap mengalami kebangkitan ketiga.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Medan, Prof Dr Syahrin Harahap, MA usai pelaksanaan Salat Iduladha 1443 Hijriah di Kampus I UIN SU Jalan Sutomo Ujung, Medan, Minggu (10/7) tepatnya di Masjid Ulul Albab bersama ratusan civitas akademika kampus Islam negeri tersebut.

“Kita patut menyampaikan syukur Alhamdulillah bahwa pada tahun ini jemaah haji kita sudah diperbolehkan atau mendapat kesempatan untuk melakukan ibadah haji ke Tanah Suci. Untuk itu, melalui Hari Raya Iduladha ini memiliki makna yang sangat strategis bagi kebangkitan Islam masa depan. Sekarang ini, umat Islam diharapkan mengalami kebangkitan ketiga,” urai rektor.

Prof Syahrin menjelaskan, kebangkitan Islam yang pertama yakni yang dibawa dan dikembangkan Rasulullah bersama para sahabatnya. Kebangkitan kedua ketiga umat Islam bangkit untuk menghadapi dunia modern pada akhir abad 19 dan awal abad 20. “Lalu kebangkitan ketiga, kita harapkan terjadi saat ini, yakni saat dunia telah melewati pandemi Covid-19,” tukasnya.

Kesempatan melalui masa pandemi ini, terangnya, juga merupakan kesempatan bagi muslim dunia untuk kembali menata kehidupannya. Untuk itu sebagai pengantar dalam kebangkitan ketiga, karena sehubungan pandemi, hampir semua masyarakat turun pada titik nol kehidupan. “Kita harus membangun kembali peradaban di masa yang akan datang. Keunggulan bagi umat Islam diilhami oleh momen Iduladha,” tandasnya.

Prof Syahrin menjelaskan, momen Iduladha juga bagi sebagian besar ulama disebutkan sebagai kebangkitan keluarga. Oleh karena itu, menyambut kebangkitan ketiga ini, momentum Iduladha dapat terinternalisasi di dalam kehidupan umat Islam dalam membangun keluarga yang lebih tangguh. “Bangun keluarga yang lebih tangguh, yang lebih baik dan keluarga yang lebih visioner, yakni keluarga yang memikirkan masa depan umat, dunia dan masa depan peradaban,” urainya.

Rektor menegaskan, untuk menangkap isyarat kebangkitan tersebut, harus dengan melakukan hal-hal penting termasuk di antaranya dengan revitalisasi peran masjid. Menjadikan masjid sebagai basis kebangkitan Islam dan ibadah kurban ini menyimbolkan kepada masyarakat muslim kita agar lebih peduli sesama.

“Lalu peduli kepada umat manusia, pada alam dan peradaban. Sehingga umat Islam dunia kembali dapat memimpin perkembangan dan kemajuan perabadan di masa yang akan datang,” pungkasnya. (Humas)