UINSU

Medan, (UIN Sumut)
Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr Syahrin Harahap, MA menyampaikan, untuk memacu perkembangan kampus dilakukan berbagai program penetapan keunggulan institusi dan fakultatif sesuai hasil diskusi para pemimpin UIN Sumut di masa lalu, ada pusat keunggulan dan pengembangan di tiap fakultas. Berikut pula meningkatkan peran dan fungsi senat universitas dalam kemajuan kampus.

Demikian disimpulkan dari paparan materinya pada acara Focus Group Discussion (FGD) Senat UIN Sumut bertema ‘Penguatan peran dan fungsi senat universitas dalam mewujudkan visi UIN Sumut sebagai pusat wahdatul ulum, moderasi beragama dan pemberdayaan umat’ yang digelar di Royal Suite Condotel Jalan Palang Merah Kota Medan, Senin (25/10).

Prof Syahrin menyampaikan, melalui forum FGD tersebut sebagai wahan peningkatan kompetensi, khususnya dalam penguatan penerapan gagasan wahdatul ulum sebagai paradigma keilmuan di kampus Islam negeri tersebut. Ia menegaskan, wahdatul ulum bukanlah islamisasi keilmuan tapi integrasi ilmu pengetahuan dengan menghilangkan dikotomi ilmu antara ilmu umum dan ilmu agama. “Kita tidak mengenal itu secara paradigmatik, tapi kita kembangkan dengan konsep islamic studies dan islamic science,” tukasnya.

Gagasan integrasi keilmuan itu, sebut Prof Syahrin, diterapkan dalam penyusunan kurikulum, pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat serta penulisan teks book. Setiap karya ilmiah akan diarahkan dengan dasar dan pendekatan paradigma wahdatul ulum. Salah satu program untuk mewujudkan visi itu yakni dengan dilaksanakannya mahad digital bagi mahasiswa baru semester satu dan dua. Ada sejumlah pembelajaran yang diintegrasikan dan dikombinasikan dengan program mahad atau konsep pesantren di kampus.

Di antaranya meliputi pembelajaran Alquran, hadis, tauhid, fiqih, metode penelitian wahdatul ulum, wawasan kebangsaan, wawasan keislaman dan etika akademik. Program tersebut yang dikolaborasikan untuk mahasiswa baru, sehingga mereka disebut sebagai “mahasantri”.

Prof Syahrin meyakini, peningkatan daya saing serta kualitas kampus akan berujung pada peningkatan akresitasi program studi (prodi) dan institusi, termasuk peningkatan kualitas jurnal, tenaga pengajar dan lainnya. Upaya peraihan akreditasi unggul diharapkan rektor menjadi fokus pada FGD kali ini. Termasuk dengan mengadakan pusat keunggulan di setiap fakultas.

Untuk itu, jelasnya, juga memerlukan daya dukung kampus, sehingga bisa meningkatkan kompetensi kampus di taraf nasional dan internasional, dengan memperhatikan capaian akreditasi. Sebagai prestasi, Prof Syahrin sampaikan soal laboratorium UIN Sumut yang berada di kampus IV Tuntungan sebagai laboratorium wahdatul ulum yang layak diajukan untuk akreditasi internasional. Ia yakin, laboratorium sumbangan IsDB itu merupakan fasilitas tercanggih dan modern yang dimiliki UIN Sumut dan satu-satunya di antara kampus Islam negeri lainnya di Indonesia.

Ia mengharapkan bisa mengkolaborasikan daya dukung kampus untuk mengusung gagasan smart campus dan kampus yang modern dengan pendekatan islamic hospitality atau keramahan keislaman. Islamic hospitality dimaksud yakni mengedepankan nilai-nilai di antaranya, kebersihan, fasilitas lingkungan, makanan halal, hiburan, kedermawanan, murah hati, akomodasi, pakaian, kehangatan, kesopanan dan keramahan.

Ia mengharapkan peran senat yang lebih komunikatif, kolaboratif dan sinergi untuk pengembangan kampus dan fakultas dengan berbagai saluran yang ditawarkan.

Ketua Senat UIN Sumut Prof Dr Saiful Akhyar Lubis, MA menyampaikan, FGD ini sebagai wadah diskusi untuk membahas berbagai hal yang bertujuan untuk penguatan visi dan misi kampus, terkhusus dalam penerapan wahdatul ulum, moderasi beragama dan pemberdayaan umat. Ia menyebutkan, peran dan fungsi senat harus benar-benar didudukkan dengan berbagai ketentuan seperti peraturan Menteri Agama terkait organisasi dan tata kerja, statuta dan rencana strategis (renstra).

“Mewujudkan UIN Sumut yang bermartabat secara akademik, senat akan bertanggung jawab mewujudkan visi misi tersebut dan berbagai program yang disusun rektor dan jajarannya para periode ini,” tandasnya.

Maka melalui forum yang digelar dua hari pada Senin dan Selasa (25-26/10) dan diikuti seluruh anggota senat universitas itu, agar merumuskan berbagai gagasan dan ketentuan untuk mengoptimalkan peran dan fungsi senat universitas dengan berjalan bersama rektor untuk menyukseskan kepemimpinan periode ini. Menghadapi berbagai tantangan terkait tema fokus diskusi tersebut, forum akademis itu pun menghadirkan narasumber kompeten yakni tokoh nasional pendidikan Indonesia yakni Prof Dr Syawal Gultom, MPd yang juga pejabat Ketua Senat Universitas Negeri Medan (Unimed) yang membawakan materi penguatan fungsi senat sebagai upaya peningkatan mutu perguruan tinggi di era merdeka belajar dan kampus merdeka. Usai paparan materi, FGD dilanjutkan dengan sidang-sidang komisi dan sidang paripurna.(humas)

Bagikan Melalui Sosial Media :
X (Twitter)
Visit Us
YOUTUBE
INSTAGRAM
Skip to content