Medan, (UIN SU)
Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Medan Prof Dr Syahrin Harahap, MA mengajak seluruh civitas kampus Islam tersebut untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kapasitas serta menguatkan capaian target dan tujuan. Ia menegaskan, kapasitas menentukan sanggup atau tidaknya dan berhasil atau tidaknya pegawai atau staf dalam menjalankan amanah, tugas dan tanggung jawab.
Demikian dijelaskannya pada kegiatan peningkatan capacity building dan manajemen wahdatul ulum yang digelar di Aula Gedung Haji Anif kampus I Jalan IAIN/Sutomo, Kota Medan, Senin (15/8) yang diikuti para dekan dan para wakil, wakil direktur pascasrjana dan segenap civitas akademika kampus.
Bertindak sebagai narasumber yakni para wakil rektor dan para kepala biro. “Kapasitas dinilai penting dan kapasitas sebagai penentu kesanggupan atau tidak, berhasil atau tidak pegawai atau staf dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab,” tegas Prof Syahrin.
Rektor mengatakan, pegawai atau tenaga kependidikan harus tahu dan memahami deskripsi kerjanya atau job description dalam tugas dan jabatan diemban. Karena itu, pegawai juga harus mengetahui hal-hal yang mempengaruhi kapasitas dalam tugas. Di antaranya pendidikan dan pelatihan, kejelasan dan penugasan job description, kepribadian atau karakter, sistem pengawasan dan teknologi yang digunakan.
Dengan kapasitas yang tepat, rektor menilai, layaknya seorang manajer yang mempunyai kapasitas yang baik dan terarah maka akan terjadi ketertiban dan ketenangan dalam bekerja. Kapasitas, menurut Prof Syahrin, juga mempengaruhi prestasi dalam tugas. Pada bagian middle management yakni bagi para wakil dekan, para ketua-ketua jurusan atau program studi maka tidak akan masalah dalam bekerja.
Prof Syahrin menginginkan agar pada dekan di lingkungan UIN SU mengkader para wakil dekan. Diharapkan semua wakil dekan menjadi personel atau manajer yang bisa diandalkan di fakultas. Hal itu yang ia wujudkan dan terapkan di kalangan wakil rektor. Bahwa para wakil rektor harus mampu bersama mewujudkan cita-cita.
Sejalan dengan peningkatan kapasitas, lanjutnya, maka sejalan juga dengan peningkatan reward atau penghargaan. Jika kapasitas dari pimpinan atau pejabat baik maka kinerja bawahan dinilai juga akan bagus, dengan begitu dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang lebih besar. Begitu pula sejalan dengan upaya menaikkan kesejahteraan staf dan keluarga sehingga tidak ada lagi keluhan tentang gaji kecil.
Strategi peningkatan kapasitas
Dalam pertemuan itu, Prof Syahrin memaparkan, tentang strategi peningkatan kapasitas bagi para pengatur atau manajer. Di antaranya harus melakukan rekrutmen yang berkualitas agar punya personel dengan kapasitas yang baik dan bagus. Lalu mengadakan pendidikan, latihan dan orientasi yang selaras.
Kemudian mengatur penyesuaian penghargaan atau reward dan prestasi kerja. Penerapan matic model yakni pejabat dan aparatur sipil negara (ASN) UIN SU harus matic, modern, terpercaya, ikhlas dan mampu bekerja secara kolaboratif. Peningkatan kapasitas bagi unsur manajer ini akan berpengaruh pada perbaikan tata kelola, pengembangan SDM dan capaian kinerja.
Karena itu, jelas rektor, peningkatan kapasitas merupakan bagian yang integral dari perbaikan dan bagian pengembangan UIN SU Medan. “Saya berharap, kita dapat melakukan perbaikan kapasitas dari para pejabat UIN SU, saya berharap para wakil rektor dan kepala biro dapat mengembangkan arahan-arahan tersebut sesuai dengan bidang masing-masing,” tandasnya.
Narasumber berikutnya, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Dr Hj Hasnah Nasution, MA menyampaikan, kinerja terkait administasi, perencanaan dan keuangan di lingkungan kampus merupakan hal yang penting demi mendukung terwujudkan tujuan kelembagaan atau organisasi. Dalam hal ini, tujuan dimaksud ialah selaras dengan visi dan misi Rektor UIN SU Medan yang ingin diwujudkan pada periode ini.
Secara lugas, visi misi dimaksud ialah kampus sebagai pusat pengembangan wahdatul ulum atau integrasi keilmuan, pemberdayaan masyarakat dan sebagai pusat moderasi beragama. Ia mengharapkan, gagasan dan konsep wahdatul ulum harus diterapkan dalam seluruh kegiatan dan menjadi ruh dalam kehidupan kampus. Selain dalam urusan administrasi dan perencanaan juga konsep integrasi keilmuan harus menyentuh sisi akademik di antaranya masuk dan menyatu dalam kurikulum serta pembelajaran di UIN SU.
Giat dilanjutkan paparan oleh Kepala Biro AUPK H Khairunas, MH yang juga sebagai narasumber. Ia menegaskan, peningkatan kapasitas atau capacity building ini tidak bisa terlepas oleh potensi yang dimiliki ASN UIN SU. Pemahaman terkait kinerja ASN perlu dimiliki semua pegawai sehingga diharap mampu bekerja sesuai tanggungjawab dan wewenang, hal ini dinilai sebagai langkah awal atau strategi dalam peningkatan kapasitas. Menurutnya penting menyesuaikan landasan dengan kinerja sebagai abdi negara. (Humas)