Malang (UIN SU)
Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan Prof Dr Nurhayati, MAg bersama Rektor Universitas Brawijaya (UB) Prof Widodo, SSi, PhD memimpin penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait pengembangan lembaga.
Kerja sama tersebut digelar di kampus UB, Malang, Rabu (6/9). Prof Nurhayati didampingi Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga Prof Muzakkir, Kepala Biro AAKK Drs Ibnu Sa’dan, MPd dan staf.
Penandatanganan tersebut dimaksudkan untuk penguatan kelembagaan kampus dan berbagai program, di antaranya terkait Tri Dharma perguruan tinggi, pendidikan penelitian dan pengabdian. “Kami ada penelitian kolaborasi, kita harap, dosen UINSU bisa melakukan penelitian bersama dengan dosen UB. Ini juga sebagai salah satu indikator peningkatan akreditasi institusi,” jelas Prof Nurhayati.
Ia mengharapkan, kerja sama ini tidak hanya di atas kertas, tapi dilanjutkan dalam bentuk nyata dan penerapan teknisnya dalam program. Kerja sama juga terkait pengembangan prodi baru yang dibuka di UINSU yakni prodi ilmu gizi. Sehubungan dengan UB memiliki prodi ilmu gizi yang unggul, maka kolaborasi akan dibangun untuk menaikkan kualitas prodi di UINSU.
Rektor UB juga diminta untuk mengisi kuliah umum di UINSU, hal ini untuk meningkatkan aktivitas kampus menunjang akreditasi. Prof Nurhayati juga menjelaskan profil kampus yang ia pimpin. Mulai dari jumlah fakultas, enam lokasi kampus, prodi dan berbagai program. “Tahun ini ada 53 mahasiswa baru di prodi ilmu gizi, jadi kami kemari untuk banyak belajar terkait pengembangan prodi ilmu gizi. Ke depan, kami juga akan membuka fakultas kedokteran,” urainya.
Rektor Universitas Brawijaya Prof Widodo menyampaikan, memang saat ingin membangun kerja sama dengan UINSU Medan di banyak aspek, khususnya untuk pendidikan pascasarjana. Karena mahasiswa pascasarjana dari UINSU masih tergolong sedikit. Padahal UB sudah menerapkan program by research yakni bisa beraktivitas sesuai dengan objek penelitiannya.
UB, lanjutnya, juga banyak memberikan program beasiswa pendidikan, khususnya untuk program pascasarjana baik dari universitas langsung, perekrutan mahasiswa pascasarjana dari profesor dan berbagai skema lainnya. “Targetnya, mahasiswa pascasarjana kita 10-20 persen dibanding mahasiswa program S-1 kita, sekarang masih kurang banyak,” ungkapnya di dampingi direktur bidang kerja sama dan jajaran pada pertemuan itu.
Berbagai program lain yang ingin dijadikan fokus kerja sama, sambungnya, di antaranya terkait meningkatkan kualitas riset bidang sosial dan humaniora yang masih banyak peluang untuk digali misalnya soal culture, kuantitas produk riset, program mahasiswa membangun desa. Rektor UB saat fokus pada engineering atau rekayasa sosial dalam pendidikan dan penelitian bersama (joint research).
Ia mengharapkan, kerja sama ini ke depan dapat diteruskan dalam berbagai program yang aplikatif dan bermanfaat bagi dua lembaga. Tentu bermanfaat bagi pembangunan masyarakat. Penandatanganan berjalan lancar dilanjutkan dengan ramah tamah (Humas)