UINSU

Medan (UINSU)
Selain sebagai dasar negara, Pancasila yang dirumuskan pada pendiri bangsa ini lebih besar dari itu, karena juga sebagai titik temu kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan banyak suku, agama, ras dan tradisi kita bisa bersatu bersama dengan Pancasila.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan Prof Dr Nurhayati, MAg dalam sambutan pada acara pembinaan ideologi Pancasila oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Gelanggang Mahasiswa kampus I Jalan IAIN, Medan, Jumat (3/11).

Hadir dalam acara, Ketua BPIP Prof Drs KH Yudian Wahyudi, MA, PhD, pada deputi BPIP, perwakilan pemprov Effendi Pohan, segenap sivitas kampus dan ratusan mahasiswa kampus Islam tersebut. Prof Nurhayati menyampaikan rasa bahagia bisa menerima kunjungan BPIP terkait pembinaan ideologi Pancasila. Acara ini sekaligus wujud implementasi kerja sama UINSU dengan BPIP yang dimulai sejak 2020.

Rektor menyampaikan, pertemuan dirangkai dengan bedah buku Islam dan Pancasila Perspektif Maqashid Syariah ditulis Syaiful Arif. Dengan bedah buku akan meneruskan tradisi akademik dan perlu dikembangkan. Karena bedah buku mendatangkan manfaat luar biasa khususnya soal ideologi bangsa. Bedah buku sekaligus ruang melihat sumbangan pemikiran sekaligus ruang menyampaikan kritik saran. “Dengan demikian, budaya akademik akan tumbuh dengan baik,” tukasnya.

Pancasila, ia tegaskan, sebagai titik temu hidup berbangsa dan bernegara yang disusun dengan tahapan panjang oleh para pendiri bangsa. Hingga, kata rektor, sebagai negara kepulauan dari Sabang hingga Merauke, tetap bersatu padu, bersama dan berjuang menjayakan Indonesia di masa lalu dan akan datang. “Semua itu karen kita punya Pancasila, sebagai bentuk kristalisasi dan keadaban kita sebagai manusia Indonesia,” tukasnya.

Rektor menegaskan, nilai Pancasila juga harus terus terinternalisasi dalam diri tiap-tiap anak bangsa. Karena itu mendeteksi, seiring perkembangan zaman, globalisasi, perkembangan iptek, tidak menutup kemungkinan komitmen kita terhadap nilai-nilai Pancasila mengalami pergeseran, degradasi dan kelunturan. Di antaranya munculnya paham-paham radikal dan gerakan-gerakan yang bertentangan dengan nilai luhur Pancasila.

“Maka penting dan harus, penanaman nilai-nilai Pancasila harus terus kita gelorakan, terutama bagi generasi muda sebagai penerus bangsa. Giat ini juga bermakna penting dan dalam, bagi sivitas kampus. Terima kasih atas kerja sama dengan BPIP, semoga dapat ditingkatkan di masa mendatang,” urainya.

Ketua BPIP Prof Yudian Wahyudi menyampaikan, paparan tentang nilai-nilai ideologi Pancasila yang harus dipertahankan dan dijaga. Ia menerangkan, sejarah proklamasi Indonesia adalah yang terbaik di muka bumi.

Karena proklamasi dikumandangkan pada Perang Dunia II. Berkaca dari sejarah, penjajahan di Indonesia itu karena kekalahan dari sisi teknologi militer kala itu. Namun di sisi lain, proklamasi diumumkan tanpa kekuatan teknologi militer.

Ia menjelaskan, proses sejarah perjuangan bangsa Indonesia di masa penjajahan adalah suatu keistimewaan yang terjadi di dunia dan tidak banyak terjadi di belahan-belahan dunia lainnya. Di antaranya semangat perjuangan, sumpah pemuda, hingga kerajaan-kerajaan di masa lalu menyerahkan kekuasaan demi berdirinya Republik Indonesia.

Salah satu skema yang menarik ialah, saat itu, para pemuda pribumi disekolahkan pemerintah kolonial dengan maksud agar tersedia SDM yang memenuhi kebutuhan kolonial. Namun dalam waktu sekitar 30 tahun dengan skema itu, para pemuda bersepakat untuk suatu saat memerdekaan Indonesia. Hal itulah yang tergambarkan dalam peristiwa Sumpah Pemuda pada 1928.

Hingga akhirnya negara Indonesia berdiri dengan dasar Pancasila dengan nilai-nilai di antaranya nasional, demoktratik konstitusional egalitarian dan religius. Hal-hal ini yang termaktub dalam butir-butir Pancasila.

Acara pembinaan ideologi ini berjalan lancar dilanjutkan dengan diskusi dengan dialog bersama mahasiswa yang dipandu sebelumnya dengan paparan materi oleh beberapa narasumber yang membedah buku Islam dan Pancasila. (Humas)

Bagikan Melalui Sosial Media :
X (Twitter)
Visit Us
YOUTUBE
INSTAGRAM
Skip to content