Medan (UINSU)
Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Prof Dr Nurhayati, MAg mengimbau dan mengajak masyarakat agar menjadi pelopor pemilu damai pada pesta demokrasi pada 14 Februari 2024 dan merespons bijak informasi hasil pemungutan suara.
“Kami, dari elemen akademis dan intelektual mengajak dan mengimbau seluruh masyarakat Indonesia, agar menjadi pelopor pemilu yang penuh kedamaian. Memberikan respons dan tanggapan yang bijak dan logika yang baik. Jangan sampai masyarakat terprovokasi oleh informasi yang belum teruji kebenarannya, berpotensi hoaks yang bisa berujung pada hal yang tidak kita inginkan terjadi pada pesta demokrasi ini,” ujar rektor di Medan, Selasa (13/2) terkait gelaran pemilu serentak yang digelar pada Rabu (14/2).
Rektor Prof Nurhayati, putri kelahiran Kabupaten Langkat ini menyerukan kepada masyarakat agar selalu melakukan tabayyun dalam merespons setiap informasi, khususnya terkait dengan hasil pemilu besok. Tabayyun dalam wawasan dan ajaran Islam merupakan suaru proses untuk memverifikasi dan mengkonfirmasi suatu kebenaran dari berita atau informasi yang sampai di tengah masyarakat.
“Maka setiap informasi terkait pemilu, agar penting bagi kita melakukan tabayyun untuk memverifikasi dan mengkonfirmasi kebenaran suatu kabar, dengan bijak dan nalar serta logika yang baik. Agar tidak terjebak dalam potensi provokasi, dari informasi yang belum tentu benar. Bahkan bisa jadi disinyalir informasi palsu, hoaks bahkan fitnah yang akhirnya bisa menimbulkan gesekan di tengah masyarakat,” tukas rektor.
Hal ini, lanjutnya, menjadi penting sehubungan dengan esensi pemilu sebagai penentu dalam menciptakan masa depan bangsa Indonesia. Maka dalam momentum pesta demokrasi para Pemilu 2024 yang digelar serentak untuk pilpres dan pileg ini, perlu terus dikawal agar dijalankan dengan benar sesuai ketentuan dan tetap kondusif agar kedamaian selalu menjadi bagian dari demokrasi bangsa ini.
Kendati demikian, Prof Nurhayati juga mengarahkan kepada seluruh masyarakat yang mempunyai hak pilih, agar tidak lupa dan harus menggunakan hak tersebut, sebagai tanda warga negara yang baik dan komitmen terhadap demokrasi. “Kami juga imbau, kepada masyarakat agar mau menggunakan hak pilihnya. Hal itu sebagai tanda, masyarakat bisa menjadi bagian dari proses demokrasi Indonesia yang dikenal beradab dan berintegritas,” tukasnya.
“Gunakan hak pilih kita sebagai rakyat demokrasi. Pada 14 Februari 2024, berbondong-bondonglah menuju tempat pemungutan suara (TPS) dan pilihlah pemimpin-pemimpin kita di masa depan sesuai dengan hati nurani yang dilandasi dengan keyakinan kuat dan berdasarkan kajian-kajian dan pertimbangan. Memilihkan sebagai manusia merdeka, tanpa tekanan dan paksaan pihak manapun,” tandas Prof Nurhayati.
Selain itu, sebagai satuan di bawah lingkup Kemenag, Prof Nurhayati berpesan, selama dan seusai pemilu digelar, maka juga harus mengedepankan nilai-nilai kerukunan dan toleransi untuk mempertahankan kedamaian di tengah masyarakat. Nilai-nilai yang meluhur ini, jangan sampai dihilangkan, karena merupakan ciri dan identitas kebangsaan kita sejak zaman dahulu.
Terkait perbedaan pilihan dan pandangan politik, jelasnya, diharapkan jangan menjadi benih perpecahan dan gesekan serta konflik yang bisa terjadi di masyarakat. Maka terkait itu, perlu memprioritaskan nilai kerukunan, toleransi dan semangat kebersamaan serta persaudaraan sebagai landasar hidup di NKRI. Sejalan semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu.
Usai pemilu, agar situasi tetap kondusif, aman dan guyub, maka diharap semua pihak menghindari segala potensi gesekan di masyarakat. Di antaranya menghindari segala ucapan dan tindakan yang berpotensi mengganggu pelaksanaan Pemilu 2024. Lalu sebagai bangsa beradab, tetap menghormati apapun hasil yang didapatkan dan siapapun yang terpilih. Jangan sampai ada gerakan yang bisa memecah belah persatuan rakyat.
“Mari bersama kita doakan, agar bangsa ini menjadi bangsa yang selalu dirahmati Allah, dalam setiap langkahnya. Menjadi negara yang selalu diberkahi dan dilindungi dari segala ancaman yang dapat memecah belah atau mengancam kedaulatan negara. Mari bersama kita dukung kebaikan dan membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia,” pungkasnya. (Humas)