UINSU

Medan (UINSU)
Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan Prof Dr Nurhayati, MAg membuka acara asesmen lapangan (AL) Program Studi (Prodi) Hukum Pidana Islam (Jinayah) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UINSU di kampus II, Jalan Willem Iskander, Medan, Sabtu (21/9).

Dalam sambutannya, Prof Nurhayati mengucapkan selamat datang kepada para asesor yang berasal dari berbagai kampus di Indonesia. Ia memaparkan sekilas profil UINSU Medan berdiri pada 1973 sebagai IAIN Sumatera Utara. Namun sebelum itu, fakultas tarbiyah dan fakultas syariah sudah dahulu bergerak di bawah naungan UIN Imam Bonjol Padang dan UIN Ar Raniry Banda Aceh. Bahkan, beberapa waktu mendatang FITK dan FSH UINSU akan merayakan milad ke-56 sebagai dua fakultas tertua di kampus Islam terbesar di Sumut ini.

UINSU, lanjutnya, terus berbenah dan bergerak hingga pada masa setahun lebih kepemimpinan Prof Nurhayati ada enam prodi raih unggul menjadikan 13 prodi di UINSU terakreditasi unggul. Unggul di prodi-prodi dimaksud juga diteruskan agar bisa diraih oleh fakultas syariah pada asesmen lapangan ini. Selain prodi, raihan terbaru ialah Klinik Pratama UINSU raih akreditasi paripurna dan perpustakaan meraih akreditasi A. “Kami sangat semangat membangun UINSU Medan, kami tidak mau kalah dengan kampus-kampus lain dengan terus berkembang lebih baik,” tukas rektor.

Terkait itu, ia meminta doa dan dukungan, InsyaAllah UIN SU juga akan menjalani AL unggul akreditasi institusi menuju unggul. “Mudah-mudahan bisa kita raih unggul,” tandasnya.

Dekan FSH Dr Syafruddin Syam, MAg menyampaikan, asesmen lapangan ini adalah hal bersejarah dan menjadi momentum terpenting dalam pengembangan kualitas akademik. Mudah-mudahan giat ini menjadi bagian penting dan berkontribusi untuk kemajuan UINSU, khususnya dalam upaya meraih AIPT unggul di tahun ini. AL prodi jinayah ini diharap jadi penyokong untuk menyusul kampus-kampus lain yang sudah meraih unggul.

Asesor, Prof Dr Muhammad Siddiq Armia, MH, PhD dari UIN Ar Raniry Aceh menyampaikan, pencapaian akreditasi dimaksud yakni prodi mampu memenuhi sembilan indikator dan standar penilaian. Yang itu umumnya bisa dicapai universitas negeri. Namun, terpenting di balik esensi akreditasi, lanjutnya, ialah bagaimana melahirkan lulusan atau alumni yang unggul dan bisa diserap dunia kerja dan industri. Hal itu menjelaskan, tracer lulusan merupakan persoalan yang banyak dihadapi perguruan tinggi di Indonesia.

Ia menekankan, selain pentingnya akreditasi prodi dan kampus, tak kalah penting ialah bagaimana kampus mampu menghasilkan lulusan unggul dalam akhlak dan integritas. Sering dijumpai, lulusan universitas cakap dan cerdas dalam intelektualitas namun bermasalah dalam hal akhlak dan integritas. Maka, ia menyimpulkan kampus PTKIN, harus mampu menghasilkan lulusan berdaya saing dengan akhlak dan integritas unggul, dengan kompetensi salah satunya berpikir kritis tingkat tinggi.

Prof Siddiq lalu menceritakan pengalamannya di UIN Ar Raniry bisa meraih unggul, di antaranya dengan peningkatan kualitas prodi hingga beberapa jurnal dibangun dan tembus terindeks Scopus. Ia berharap, UINSU bisa mencapai hal yang sama. Tim asesor yakni Dr Syahrul Anwar dari UIN SGD Bandung.

Turut hadir dalam asesmen itu, para wakil rektor, para dekan dan wakil dekan, pimpinan prodi di FSH, kepala dan pimpinan lembaga serta unit dan segenap sivitas FSH UINSU. (Humas)

Bagikan Melalui Sosial Media :
X (Twitter)
Visit Us
YOUTUBE
INSTAGRAM
Skip to content