UINSU

Medan (UINSU)
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan bekerjasama dengan Yayasan Rumah Ceria Medan menyelenggarakan pelatihan Program Disabilitas Berdaya bertema “Booster Omset dengan Artificial Intelligence (AI)”, Selasa (16/9/2025) di Stadion Café, Teladan Barat, Medan Kota.

Pelatihan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian Masyarakat Kementerian Agama yang melibatkan kolaborasi dosen, mahasiswa, dan komunitas disabilitas. Kegiatan dipimpin oleh Dr. Muhammad Yafiz, MA bersama Dr. Kamilah, SE, Ak, M.Si, CA, serta menghadirkan Coach Aditya Widianto Saputra sebagai narasumber utama.

Dalam pelatihan ini, puluhan peserta disabilitas mendapat bimbingan praktis seputar pendaftaran Tiktok Affiliate serta pembuatan konten video berbasis teknologi AI. Program ini bertujuan untuk membuka peluang kerja baru, meningkatkan kemandirian ekonomi, serta memperkuat literasi digital dan keuangan syariah di kalangan disabilitas.

Ketua Tim Dosen UINSU, Dr. Muhammad Yafiz, MA, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat, termasuk Yayasan Rumah Ceria Medan, juru bahasa isyarat, serta Coach Aditya.

“Ada tantangan tersendiri dalam berkomunikasi, tetapi semangat belajar dan kegigihan peserta sungguh luar biasa. Mereka mengikuti setiap materi dengan antusias,” ujarnya.

Hal senada disampaikan anggota tim, Dr. Kamilah, SE, Ak, M.Si, CA. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini selaras dengan program nasional pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan.

“Melalui pelatihan ini, kita berupaya membuka akses kerja setara bagi disabilitas, mengurangi ketergantungan ekonomi pada keluarga, serta mendukung regulasi ekonomi digital yang lebih inklusif,” jelasnya.

Sementara itu, Founder Yayasan Rumah Ceria Medan, Yuli Yanika atau akrab disapa Kak Uye, mengungkapkan rasa syukurnya dapat berkolaborasi dengan UIN SU.

“Pelatihan ini menjawab kebutuhan teman-teman disabilitas untuk mendapatkan akses pelatihan yang inklusif dan berkelanjutan. Harapannya, mereka bisa mandiri, setara, serta mampu memperoleh penghasilan melalui media sosial,” ungkapnya.

Ia menambahkan, program Disabilitas Berdaya bukan sekadar pelatihan sekali waktu, melainkan harus ditindaklanjuti hingga peserta benar-benar siap mandiri.

“Yang terpenting, kegiatan ini tidak berhenti pada satu pertemuan saja, tetapi terus difollow-up agar peserta mampu menghasilkan karya dan pendapatan secara nyata,” pungkasnya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperluas jangkauan pemberdayaan inklusif, sehingga komunitas disabilitas semakin berdaya saing di era digital.

Skip to content