Medan, (UIN Sumut)
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) menandatangani memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman bersama Pemerintah Republik Islam Afganistan melalui Kedutaan Besar Agfanistan di Indonesia. Kerja sama untuk meningkatkan kualitas bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan peradaban di dua negara.
Demikian disampaikan Rektor UIN Sumut Prof Dr Syahrin Harahap, MA dalam sambutannya pada penandatanganan tersebut di Ruang Sidang Gedung Biro Rektor UIN Sumut Jalan Willem Iskander Medan, Selasa (15/6). Mewakili Pemerintah Afganistan untuk nota kesepahaman tersebut yakni Duta Besar Afganistan Faizullah Zaki Zakimi Ibrahimi, turut hadir pada pertemuan tersebut tokoh nasional Dr Rahmat Shah, Rektor Universitas Panca Budi Dr Muhammad Isa Indrawan, SE, MM, para pejabat kedutaan, para pimpinan UIN Sumut dan para dekan di lingkungan kampus Islam tersebut.
Disampaikan Prof Syahrin, penandatanganan nota kesepahaman tersebut merupakan legal standing dan sebagai jembatan untuk meneruskan serta merealisasikan kerja sama UIN Sumut dengan Afganistan. Dengan sekitar 30 ribu mahasiswa dan sekitar 760 dosen dan tenaga kependidikan, rektor menyampaikan UIN Sumut siap menjadi pusat integrasi keilmuan, pemberdayaan umat dan moderasi beragama. “Visi ini merupakan tujuan dan masa depan kita, karena didasari ilmu itu bersumber dari Allah dengan gagasan wahdatul ‘ulum. Sementara dikotomi keilmuan selama ini merupakan produk yang ditinggalkan kolonialisme,” urainya.
Ia meyakini, moderasi beragama adalah strategi untuk menyatukan bangsa dari berbagai latar belakang yang berbeda. Karena itu, kerja sama kampus dengan Afganistan dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan masyarakat akan sangat membantu bagi pengembangan ilmu dan peradaban.
Duta Besar Afganistan di Indonesia, Faizullah Zaki dalam sambutannya menyampaikan rasa terkesan atas gerak cepat UIN Sumut meneruskan kerja sama tersebut. Hal itu menujukkan kemudahan dan semangat bekerja sama dari pimpinan kampus di Indonesia. Ia menilai konsep Islam wasathiyah merupakan hal yang diperlukan Afganistan saat ini untuk terus berkembang.
Berada pada lokasi strategis di barat daya Asia, jelasnya, Afganistan memiliki kekayaan tak terbatas mulai dari sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Walau masih terdampak peperangan, namun ia optimis dengan izin Allah mampu membawa kedamaian dan membawa kehormatan bagi rakyat Afganistan. Isu terhangat di sana saat ini terkait dengan membentuk SDM yang andal sebagai upaya pembangunan negara. Hal itu ditandai dengan sekitar 200 ribu pelajar yang diutus untuk bersaing memasuki perguruan tinggi internasional di berbagai negara. “Namun begitu, komunikasi dengan perguruan tinggi Islam di Indonesia juga menjadi prioritas kami,” tandasnya.
Kunjungan tersebut, katanya, juga upaya meneruskan komitmen Presiden RI dan Presiden Afganistan yang saling berkunjung terkait hubungan dua negara khususnya soal pendekatan Islam wasathiyah. MoU yang ditegaskan dalam implementasi kesepahaman tersebut membahas berbagai program di antaranya pertukaran mahasiswa, pertukaran tenaga profesional dosen, penelitian gabungan (joint research), bisnis dan lain sebagainya.
Tokoh nasional Dr Rahmat Shah yang juga dewan penyantun UIN Sumut menyampaikan kebanggaan atas perkembangan UIN Sumut selama ini. Setelah memaparkan soal kondisi Afganistan yang terus dan semakin berkembang saat ini, ia berpesan, untuk membangun republik tidak bisa dikerjakan sendiri namun perlu kebersamaan dan kekompakan semua pihak. Diharapkan MoU tersebut berjalan lancar. (Humas)