Bandung, (UIN SU)
Perhelatan Pekan Seni dan Olahraga (Pesona) I Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) 2022 yang digelar di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Kota Bandung resmi ditutup, Jumat (12/8). Pada closing ceremony ini, juara satu cabang MTQ Pesona I yakni Rini Juni Arni dari UIN Sumatera Utara Medan didaulat untuk melantunkan ayat suci Alquran.
“Alhamdulillah, setelah berhasil meraih emas pada cabang Musabaqah Tilawatil Alquran (MTQ) golongan putri pada Pesona I ini, ananda kita atas nama Rini Juni Arni, mahasiswi dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN SU Medan didaulat membacakan Alquran pada penutupan giat akbar dua tahunan ini. Tentu kita merasa terhormat atas kesempatan ini,” ujar Sub Koordinator Humas dan Informasi UIN SU, Yunni Salma, MM.
Ketua Pelaksana Pesona I, Prof Dr Ahmad Fathoni, MAg lalu membacakan surat keputusan terkait juara umum pada gelaran Pesona I PTKN 2022 yang jatuh kepada tuan rumah yakni UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Juara umum ajang ini berhak mendapatkan piala bergilir Menteri Agama, piala juara umum, piagam penghargaan dan dana pembinaan kontingen. UIN SGD meraih sembilan emas, tujuh perak dan delapan perunggu.
Lalu juara umum dua yakni UIN Sunan Ampel Surabaya, dengan perolehan tujuh emas, tujuh perak dan dua perunggu. Juara umum tiga UIN Raden Fatah Palembang dengan tujuh emas dan satu perunggu.
Giat ditutup Menag melalui Wakil Menteri Agama, Dr H Zainut Tauhid Sa’adi, MSi. Dalam sambutan ia menyampaikan, salam dan selamat kepada seluruh mahasiswa yang mengikuti gelaran Pesona I di Bandung ini. Senang bisa menyaksikan ribuan anak bangsa generasi muda negeri yang sehat dan kuat serta cerdas berintelektual menguji kemampuan dan keterampilan melalui ajang Pesona I PTKN 2022 ini.
“Kita semua yang hadir di tempat ini, merasa gembira dan bangga, karena dapat menyaksikan, proses tumbuh kembang, dinamika nadi kehidupan, karya dan prestasi, ribuan generasi Indonesia masa depan. Anak bangsa yang cerdas, bugar, kuat dan sehat, yang juga menjiwai seni dan budaya bangsa. Sebagai Wakil Menteri Agama, saya memberikan apresiasi yang tinggi, atas terselenggaranya kegiatan Pekan Seni dan Olahraga Nasional (PESONA) Pertama, sebagai metamorfosis dari kegiatan sebelumnya, yang bernama “Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR)”, yang telah diselenggarakan sebanyak sembilan kali sebagai momentum dua tahunan,” urai wakil menteri.
Digelarnya perhelatan seni dan olahraga, yang didesain dengan nilai intelektual yang tinggi ini dinilai penting. Hal ini juga membuktikan bahwa keluarga besar Kementerian Agama terus-menerus memberikan kontribusi bagi pembangunan sumber daya manusia. Dua dimensi kemanusiaan, seni dan olahraga, hakikatnya adalah pembangunan fisik sekaligus mental, sebagai salah satu tugas
perguruan tinggi.
Menurutnya, ada korelasi positif antara kebiasaan berolahraga dengan aktifitas
berfikir. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik, termasuk didalamnya olahraga, akan meningkatkan aliran darah ke otak. Hal ini memungkinkan tubuh untuk membangun lebih banyak koneksi antara saraf di dalam otak. Aktivitas fisik dapat meningkatkan memori, merangsang kreativitas dan membantu otak mengembangkan keterampilan memecahkan masalah (problem solving) yang lebih baik.
Berpartisipasi dalam olahraga, sambungnya, juga dapat menjaga konsentrasi dan keterampilan berpikir kritis tetap tajam, seiring bertambahnya usia.
Mahasiswa sebagai insan perguruan tinggi, amat lekat dengan dunia pemikiran dengan berbagai problem yang sangat kompleks.
Olahraga dan seni dinilai baik untuk mendukung dunia kemahasiswaan. Oleh karena itu, lanjutnya, membiasakan berolahraga adalah menjadi solusi terbaiknya. Namun demikian, kita masih perihatin bahwa menurut data kemajuan Pembangunan Olahraga Indonesia (Sport Development Indeks), masih menunjukan angka yang belum menggembirakan. yakni baru mencapai 0,345 atau 34 persen, yang diukur dalam sembilan dimensi, yaitu ketersediaan SDM olahraga, ruang terbuka, partisipasi, kebugaran jasmani, literasi fisik, kesehatan, perkembangan personal, performa dan ekonomi.
Menurutnya, kampus dan kementerian mempunyai andil pada capaian olahraga yang belum menggembirakan tersebut. Namun, belum terlambat, kampus harus berbenah dan melakukan sesuatu. Sudah tepat, Pesona ini digelar. Sementara itu, agama kita juga mengajarkan untuk menjaga diri (hifdzun nafs), hidup sehat dan memerintahkan agar kita meninggalkan generasi yang kuat. Salah satunya wasilahnya adalah dengan olahraga.
Kita juga mempunyai nabi panutan Muhammad saw, sebagai sosok
yang mengajarkan olahraga. Berkuda, memanah dan berenang adalah
jenis olahraga yang secara literal tersebut dalam hadis. Tugas kita sekarang adalah mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari, apalagi bagi kita yang diberikan amanah
mengembangkan lembaga pendidikan.
Giat Pesona bagi saya, tidak semata-mata bertujuan untuk mengembangkan solidaritas dan silaturrahmi antar mahasiswa PTKN di berbagai penjuru nusantara. Lebih dari itu, adalah sebuah komitmen kita untuk mempersiapkan generasi yang kuat dan unggul, menyambut
Indonesia Emas 2045.
Acara penutupan Pesona dilanjutkan dengan pemberian hadiah kepada para pemenang. Mulai dari juara umum tiga, juara umum dua dan kepada juara umum satu yakni UIN SGD. Turut hadir Dirjen Pendis Kemenag RI Prof Muhammad Ali Ramdhani, para rektor dan ketua PTKN seluruh Indonesia, para pimpinan forkopimda setempat dan segenap civitas kampus serta ribuan peserta kegiatan. (humas)