Medan (UINSU)
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan menjadi tuan rumah acara focus group discussion (FGD) senat perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) se-Indonesia 2024 yang digelar di Wings Hotel, Medan, Jumat (19/7).
Rektor UINSU, Prof Dr Nurhayati, MAg, dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada sekitar 67 pimpinan senat PTKIN seluruh Indonesia di Kota Medan. Senat universitas merupakan lembaga penting sebagai pendukung pengembangan kampus. FGD ini mengulas peran senat sebagai dewan pertimbangan dan penjaga kode etik akademik terhadap kemajuan dan peningkatan kualitas kampus.
Prof Nurhayati menyampaikan, dari 57 kampus di bawah naungan Kemenag, masih 13 kampus berhasil meraih akreditasi unggul. Sementara UINSU beberapa waktu lalu telah memulai submit borang akreditasi dan diharapkan mendapatkan hasil AIPT unggul tahun ini. Melalui forum ini, diharapkan senat bisa menghasilkan terobosan dan gagasan baru untuk akselerasi kemajuan kampus keagamaan di masa mendatang, termasuk meningkatkan peran dalam upaya peraihan akreditasi unggul perguruan tinggi. “Semoga melalui giat ini, ketua forum senat universitas di lingkungan PTKIN bisa terbentuk,” ujar rektor.
Selain itu, Prof Nurhayati berharap agar senat memberikan pencerahan berkaitan dengan penguatan akademik dan nilai-nilai akademis di lingkungan kampus sehingga bisa berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi.
Ketua Senat UINSU, Prof Dr Pagar Hasibuan, MAg, menyampaikan bahwa pertemuan senat ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan dan obsesi yang terjadi tidak hanya di UINSU, tetapi juga ditemui di kampus-kampus PTKIN lainnya. Dari berbagai persoalan yang sama itu, ia menyimpulkan bahwa di Indonesia, peran senat akademik masih lemah. Melalui program yang dipelopori UINSU ini, bertujuan untuk meningkatkan peran dan fungsi senat akademik sebagai kekuatan yang memajukan kampus.
Melalui FGD ini, diharapkan dapat merumuskan bagaimana peran dan fungsi senat bisa ditingkatkan secara signifikan, di antaranya dengan menekankan fungsi senat kemitraan bersama rektor dan lainnya. Sejalan dengan tema acara ‘Penguatan peran senat akademik dalam pencapaian akreditasi institusi perguruan tinggi (AIPT) unggul dan reputasi internasional’. “Kita satukan tekad dan perjuangan, dalam rangka mencapai unggul dan reputasi internasional,” ujar Prof Pagar.
FGD ini, katanya, adalah ruang untuk mengeluarkan dan menuangkan gagasan dan pikiran sehingga kegelisahan bisa dibarengi dengan obsesi. “Mari kita lahirkan rekomendasi kepada kementerian, agar statuta kita bisa berubah berkaitan dengan peran dan fungsi sesuai dengan yang kita harapkan,” tukasnya.
Prof Pagar memaparkan, saat ini peran dan fungsi senat akademik masih terbatas pada fungsi memberikan pertimbangan, yang terbatas pada ruang akademik. Padahal, konsep dewan pertimbangan itu dinilai kurang relevan saat ini. Selain itu, kata akademik, menurutnya, bukan hanya menyoal dan mengurusi soal akademik saja. Namun pada hakikatnya, akademik itu juga berkaitan dengan segala hal yang dijalankan di perguruan tinggi, misalnya tentang etika, operasional, dan keuangan.
FGD ini menyajikan beberapa sesi yang mengulas dan membahas berbagai isu penting terkait peran dan fungsi senat akademik di kampus. Hadir dalam acara tersebut Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Azhari Akmal Tarigan, MAg, Wakil Rektor AUPK Dr Dawud Faza, Wakil Rektor Kerjasama dan Pengembangan Lembaga Prof Dr Muzakkir, MAg, mantan ketua senat Prof Dr Saiful Akhyar, serta sejumlah pejabat kampus. (Humas)