UINSU

Medan (UINSU)

Sabtu, 15 Maret 2025 – Cahaya Ramadhan kembali menyinari Lapas Kelas IIA Pancur Batu dalam Safari Ramadhan UIN Sumatera Utara (UIN SU) Medan yang memasuki hari keenam. Kali ini, tausiyah disampaikan langsung oleh Dr. Adi Sucipto, MA, yang telah setia mendampingi kegiatan ini sejak hari pertama. Dengan gaya penyampaian yang lembut dan tegas namun sarat makna, beliau mengajak para warga binaan untuk merenungi hakikat alam pikir manusia.

Dalam tausiyahnya, Dr. Adi Sucipto menguraikan bahwa alam pikir manusia terbagi dalam beberapa tahap, yaitu gagal paham, salah paham, kurang paham, dan paham. “Menuju pemahaman yang benar, seseorang harus melewati proses panjang. Kita semua pernah gagal paham, salah paham, atau kurang paham sebelum akhirnya benar-benar memahami sesuatu dengan baik,” tuturnya.

Beliau menambahkan bahwa orang yang sudah paham sejatinya seperti padi, semakin berisi maka semakin menunduk. “Orang yang benar-benar memahami sesuatu tidak akan sombong. Justru, mereka akan semakin rendah hati dan menghargai perbedaan pendapat,” ujarnya.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa gagal paham adalah kondisi di mana seseorang mudah dipengaruhi oleh setan, sehingga cenderung membenarkan pendapat sendiri tanpa mempertimbangkan sudut pandang lain. Sementara itu, salah paham terjadi ketika seseorang merasa benar, meskipun sebenarnya ia salah. Dibutuhkan waktu dan perenungan untuk akhirnya menyadari kesalahan dan mencapai pemahaman yang lebih baik.

“Paham adalah anugerah dari Allah. Itu adalah buah dari kecerdasan yang diperoleh melalui usaha berpikir yang sungguh-sungguh. Maka, mari kita terus belajar dan berproses agar mencapai pemahaman yang lebih baik,” pesannya kepada para warga binaan.

Dalam kesempatan ini, beliau juga menegaskan bahwa tidak perlu mempertanyakan mengapa seseorang berada di dalam Lapas. “Cukup ikhlaskan, jalani dengan kesabaran, dan manfaatkan waktu untuk memperbaiki diri. Setiap kejadian yang kita alami pasti memiliki hikmah,” ujarnya, membuat suasana hening dalam perenungan.

Dr. Adi Sucipto kemudian melanjutkan tausiyahnya dengan membahas tentang hakikat manusia sebagai umat pertengahan. Beliau menjelaskan bahwa manusia berada di antara malaikat dan setan. Jika manusia mampu menggunakan logikanya dengan ditambah nurani, maka ia akan mencapai derajat yang lebih tinggi sebagaimana yang dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 143.

“Apa yang kita pikirkan dan pertanyakan dalam hidup ini, sesungguhnya semua jawabannya sudah ada dalam Al-Qur’an. Tinggal bagaimana kita berusaha membaca, memahami, dan mengamalkan ajaran-Nya,” pungkasnya.

Seperti hari-hari sebelumnya, tausiyah hari ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh para warga binaan. Tidak hanya mereka yang mengikuti di dalam masjid, tetapi juga banyak yang duduk di halaman sekitar dengan penuh perhatian, menyimak setiap untaian kata yang disampaikan oleh penceramah. Safari Ramadhan hari keenam pun ditutup dengan doa bersama, memohon keberkahan dan ampunan di bulan suci ini. (Humas)

Bagikan Melalui Sosial Media :
X (Twitter)
Visit Us
YOUTUBE
INSTAGRAM
Skip to content