Safari Ramadhan di balik jeruji besi ini bukan sekadar agenda biasa. Ia lahir dari gagasan mulia yang berangkat dari kepedulian akan mereka yang sering terlupakan. Gagasan ini pertama kali dicetuskan oleh Dr. Adi Sucipto, M.Ag, beberapa waktu sebelum bulan Ramadhan tiba. Ide itu kemudian disampaikan kepada Rektor UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag, yang menyambutnya dengan penuh antusias. Mengingat adanya kerja sama tertulis dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (eks Kementerian Hukum dan HAM) yang telah terjalin sebelumnya, Rektor melihat bahwa program ini sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat.
Tugas mulia ini kemudian diamanahkan kepada Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga, Prof. Dr. H. Muzakkir, M.Ag. Dengan penuh kesiapan, beliau menerima tanggung jawab ini, menyadari bahwa Safari Ramadhan ini bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan perjalanan dakwah yang membawa cahaya harapan bagi mereka yang ada di balik jeruji.
Di awal bulan Ramadhan, diskusi mulai digelar antara Dr. Adi Sucipto, M.Ag dan Prof. Dr. H. Muzakkir, M.Ag. Dari diskusi tersebut, ditetapkanlah jadwal Safari Ramadhan, yang berlangsung pada 10 hingga 21 Maret 2025, setiap pukul 09.00 hingga 10.00 WIB. Empat lokasi telah dipilih sebagai tempat pelaksanaan kegiatan:
- Lapas Kelas IIA Pancur Batu
- Rutan Perempuan Kelas IIA Tanjung Gusta Medan
- Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Tanjung Gusta Medan
- Lapas Perempuan Kelas IIA Tanjung Gusta Medan
Tantangan berikutnya adalah menentukan siapa yang akan menyampaikan risalah dakwah ini. Apakah cukup diwakilkan oleh dosen, atau harus melibatkan para guru besar dan pimpinan universitas? Diskusi panjang pun berlangsung hingga akhirnya ditetapkan sepuluh nama yang siap menjalankan misi dakwah di balik jeruji. Lebih dari sekadar daftar nama, kegiatan ini dilandasi oleh semangat Ikhlas Beramal—sebuah bentuk pengabdian yang tidak mengharapkan imbalan materi. Tidak ada honor atau penghargaan duniawi yang menanti, hanya keinginan tulus untuk berbagi ilmu dan meraih ridha Allah.
Sebagai penggagas, Dr. Adi Sucipto, M.Ag juga turut serta dalam barisan penceramah, memastikan bahwa ide yang ia lahirkan benar-benar terwujud dalam aksi nyata. Mereka adalah:
- Prof. Dr. H. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag (Wakil Rektor Bidang Akademik)
- Prof. Dr. H. Muzakkir, M.Ag (Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga)
- Prof. Dr. H. Hasan Sazali, MA (Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi)
- Prof. Dr. Mesiono, M.Pd (Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat)
- Prof. Dr. Tien Rafida, M.Hum (Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan)
- Dr. Syafruddin Syam, M.Ag (Dekan Fakultas Syariah dan Hukum)
- Prof. Dr. Nurussakinah Daulay, M.Ps (Wakil Direktur Program Pascasarjana)
- Prof. Dr. Achyar Zein, M.Ag (Wakil Dekan III Fakultas Sains dan Teknologi)
- Dr. Anang Anas Azhar, MA (Wakil Dekan III Fakultas Dakwah dan Komunikasi)
- Dr. Azizah Hanum, OK, M.Ag (Sekretaris Program Studi S2 Pendidikan Islam)
Setelah daftar penceramah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menyelesaikan aspek administratif. Langkah pertama adalah mengajukan surat permohonan agar Rektor dapat mengeluarkan Surat Tugas, memberikan legalitas bagi para penceramah yang semuanya merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN). Dengan surat tugas yang telah disetujui, jadwal yang sudah tersusun rapi, dan semangat yang membara, tampaknya semua persiapan telah sempurna.
Namun, di tengah kesiapan ini, sebuah kabar duka datang. Dr. Syafruddin Syam, M.Ag, salah satu penceramah dalam program ini, kehilangan ayah tercintanya yang berpulang ke rahmatullah setelah lebih dari delapan puluh tahun menjalani kehidupan di dunia. Kesedihan menyelimuti hati, namun di tengah duka yang mendalam, beliau tetap teguh pada niatnya. Setelah dikonfirmasi kembali tentang kesediaannya dalam jalan dakwah, dengan penuh keikhlasan, beliau menyatakan kesiapannya untuk tetap melanjutkan tugas mulia ini. Baginya, dakwah adalah amanah yang tidak boleh terhenti, bahkan oleh kesedihan yang mendalam.
Safari Ramadhan ini bukan hanya tentang perjalanan fisik menuju tempat-tempat yang terkunci rapat, tetapi juga perjalanan hati yang menyentuh mereka yang haus akan cahaya kebaikan. Di balik jeruji, mereka bukan sekadar narapidana atau tahanan—mereka adalah jiwa-jiwa yang masih berhak mendapatkan siraman rohani dan bimbingan ke arah kebaikan. Dan di sanalah para dai ini melangkah, membawa setetes embun kesejukan bagi mereka yang merindukan harapan.

Hari Pertama : Cahaya Ramadhan di Balik Jeruji
Pada hari pertama Safari Ramadhan UIN Sumatera Utara di Lapas Kelas IIA Pancur Batu, tausiyah disampaikan oleh Prof. Dr. H. Muzakkir, M.Ag, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga didampingi oleh Dr. Adi Sucipto, M.Ag. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Lapas Tribowo, Amd.IP., S.Sos., M.Si, Kasi Binadik Jamerlan Saragih, SH, serta staf lapas. Suasana pengajian berlangsung penuh haru, dengan banyak warga binaan yang tersentuh hingga menitikkan air mata, merasakan kedamaian dan harapan baru dalam perjalanan spiritual mereka.
Dalam tausiyahnya, Prof. Dr. H. Muzakkir, M.Ag, mengajak warga binaan menjadikan Ramadhan sebagai momentum perubahan dan taubat. Beliau menekankan bahwa rahmat Allah selalu lebih besar dari dosa manusia, selama ada kesungguhan untuk memperbaiki diri. Ia juga mengingatkan keutamaan shalat malam dan doa di sepertiga malam terakhir sebagai waktu mustajab untuk memohon ampunan dan harapan baru. Tausiyah yang penuh makna ini membuat suasana penuh haru, banyak warga binaan menitikkan air mata dalam doa khusyuk yang dipanjatkan sepenih hati. Merasakan kedamaian dan harapan baru dalam perjalanan spiritual mereka.
Hari Kedua : Meredam Nafsu, Mengingat Kematian, dan Menguatkan Silaturrahmi
Tausiyah pada hari kedua Safari Ramadhan UIN Sumatera Utara di Lapas Kelas IIA Pancur Batu disampaikan oleh Wakil Dekan I Fakultas Sains dan Teknologi UIN SU Medan Prof. Dr. Achyar Zein, M.Ag, didampingi Dr. Adi Sucipto, M.Ag. Acara ini dihadiri oleh Kasubbag Tata Usaha Lapas, Firman Bangun, SH, MH, beserta jajaran. Dalam ceramahnya, Prof. Achyar membahas tentang pengendalian nafsu, pentingnya persiapan menghadapi kematian, serta bagaimana Ramadhan menjadi momen memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Ia juga menekankan bahwa setiap manusia memiliki peluang untuk bertaubat dan kembali kepada fitrah yang suci.

Suasana pengajian berlangsung penuh khidmat dan haru, dengan banyak warga binaan yang tersentuh hingga menitikkan air mata. Mereka merenungkan makna kehidupan serta kesempatan yang masih diberikan Allah untuk berubah menjadi lebih baik. Prof. Achyar mengajak mereka untuk memperbanyak istighfar, memperkuat keimanan, serta menjaga silaturahmi baik selama di dalam lapas maupun setelah bebas nanti. Safari Ramadhan ini diharapkan menjadi cahaya yang menerangi hati dan membimbing mereka menuju kehidupan yang lebih baik.
Hari Ketiga : Menyemai Syukur, Menyalakan Harapan, dan Merajut Kebersamaan

Pada hari ketiga Safari Ramadhan UIN Sumatera Utara di Lapas Kelas IIA Pancur Batu, tausiyah disampaikan oleh Prof. Dr. H. Hasan Sazali, MA Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SU Medan, didampingi Dr. Adi Sucipto, M.Ag. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Lapas Tribowo, Amd.IP., S.Sos., M.Si, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Firman Bangun, SH, MH, serta warga binaan, termasuk yang non-Muslim yang turut menyimak dari luar masjid. Dalam ceramahnya, Prof. Hasan Sazali menekankan pentingnya bersyukur dalam setiap keadaan, menjadikan diri sebagai pribadi yang bermanfaat, serta tidak berputus asa dari rahmat Allah. Ia juga mengingatkan bahwa setiap ujian adalah bentuk kasih sayang Allah yang dapat mengangkat derajat seseorang jika dihadapi dengan keikhlasan dan kesabaran.
Sesi tanya jawab yang mencairkan suasana melalui diskusi ringan namun bermakna. Beberapa warga binaan turut mengajukan pertanyaan seputar cara memperbaiki diri dan meningkatkan ibadah selama Ramadhan. Canda dan tawa sesekali muncul, menciptakan kehangatan di tengah kebersamaan. Kehadiran Safari Ramadhan ini tidak hanya memberikan pencerahan spiritual, tetapi juga menjadi momentum bagi warga binaan untuk merenungi makna kehidupan dan menyalakan harapan baru. Di balik jeruji, semangat memperbaiki diri terus tumbuh, membuktikan bahwa cahaya keimanan bisa hadir di mana saja.
Hari Keempat : Kilauan Harapan di Balik Pintu Taubat
Pada hari keempat Safari Ramadhan UIN Sumatera Utara di Lapas Kelas IIA Pancur Batu, seharusnya Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UIN SU Medan Prof. Dr. Mesiono, M.Pd yang menyampaikan tausiyah, akan tetapi karna beliau berhalangan hadir, maka tausiyah disampaikan oleh Dr. H. Hasrat Efendi Samosir, MA, Wakil Dekan I FKM dengan gaya ceramah yang berapi-api dan menggugah semangat. Didampingi oleh Dr. Adi Sucipto, M.Ag, kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Lapas, Firman Bangun, SH, MH, beserta staf.
Dalam ceramahnya, Dr. Hasrat Efendi mengingatkan bahwa banyak tokoh besar seperti Buya Hamka, Nelson Mandela, dan Nabi Yusuf AS pernah merasakan hidup di balik jeruji, namun tetap mampu bangkit dan memberi manfaat bagi banyak orang. Ia menekankan bahwa Ramadhan adalah waktu muhasabah dan istighfar, serta kesempatan terbaik untuk memperbaiki diri dengan penuh ketulusan.

Suasana semakin haru saat beliau membahas pentingnya ridho orang tua dalam kehidupan. Banyak warga binaan tertunduk merenung, bahkan tak sedikit yang menitikkan air mata saat mendengar bahwa doa anak saleh adalah hadiah terbaik bagi orang tua, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada. Di penghujung tausiyah, Dr. Hasrat Efendi mengajak warga binaan untuk terus berjalan di jalan yang lurus, tidak menyerah pada keadaan, dan berharap mengakhiri hidup dalam husnul khatimah. Tausiyah ini membakar tekad para hadirin, dan ditutup dengan doa bersama yang penuh harapan, menambah kekhusyukan dan keberkahan dalam suasana Ramadhan.
Hari Kelima : Musibah, Ujian Kekuatan Iman

(Dr. Syafruddin Syam, M.Ag – Safari Ramadhan 1446 H)
Pada hari kelima Safari Ramadhan UIN Sumatera Utara di Lapas Kelas IIA Pancur Batu, tausiyah disampaikan oleh Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN SU Medan Dr. Syafruddin Syam, M.Ag, dengan gaya ceramah yang lembut dan menggugah hati. Didampingi oleh Dr. Adi Sucipto, M.Ag, kegiatan ini tetap berlangsung penuh kekeluargaan meskipun tanpa kehadiran perwakilan dari pihak Lapas. Dalam ceramahnya, Dr. Syafruddin menekankan bahwa Ramadhan adalah bulan untuk kembali kepada Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Ia juga menjelaskan bahwa musibah bukanlah hukuman, melainkan ujian yang dapat menguatkan iman, sebagaimana dialami oleh Nabi Ayyub AS dan Nabi Yusuf AS.
Suasana semakin hidup ketika sesi tanya jawab dibuka, dengan antusiasme warga binaan yang begitu tinggi. Sebagai bentuk apresiasi, Dr. Syafruddin membagikan buku kepada mereka yang bertanya maupun menjawab pertanyaan dengan baik. Tak hanya warga binaan yang mengenakan baju koko putih di dalam masjid, tetapi juga mereka yang berada di luar masjid dengan pakaian seadanya turut menyimak tausiyah dengan penuh perhatian. Hal ini mencerminkan besarnya ketertarikan mereka terhadap ilmu agama. Ceramah ditutup dengan doa bersama, menghadirkan harapan bahwa cahaya Ramadhan terus menyinari hati mereka, meski berada dalam keterbatasan.

Hari Keenam : Menyelami Kedalaman Alam Pikir
Pada hari keenam Safari Ramadhan UIN Sumatera Utara di Lapas Kelas IIA Pancur Batu, tausiyah disampaikan oleh Dr. Adi Sucipto, M.Ag, dengan gaya yang lembut namun tegas dan sarat makna. Ceramah ini diikuti dengan antusias oleh warga binaan, baik yang berada di dalam masjid maupun yang duduk di halaman sekitar. Dalam ceramahnya, Dr. Adi Sucipto membahas tentang tahapan alam pikir manusia, dari gagal paham hingga mencapai pemahaman sejati. Ia menekankan bahwa orang yang benar-benar paham akan menjadi semakin rendah hati, sebagaimana padi yang semakin berisi semakin menunduk.
Selain itu, beliau mengingatkan bahwa setiap kejadian dalam hidup, termasuk berada di dalam Lapas, memiliki hikmah tersendiri yang harus diterima dengan sabar dan ikhlas. Manusia, menurutnya, berada di antara malaikat dan setan dapat mencapai derajat yang tinggi jika menggunakan akal dan nurani dengan benar. Tausiyah ini menggugah hati banyak warga binaan, yang mendengarkan dengan penuh perhatian. Safari Ramadhan hari ini pun ditutup dengan doa bersama, memohon keberkahan dan ampunan di bulan suci.
Hari Ketujuh : Menemukan Kedamaian Dalam Penghambaan

Tausiyah hari ketujuh Safari Ramadhan UIN Sumatera Utara di Lapas Kelas IIA Pancur Batu disampaikan oleh Dr. Iwan Nasution, M.H.I, menggantikan Dr. Anang Anas Azhar, MA, yang berhalangan hadir. Dengan gaya ceramah yang lembut dan meneduhkan, beliau membimbing para warga binaan dalam memahami makna hidup dan ibadah. Meskipun tidak ada pejabat dari pihak Lapas yang hadir, suasana tetap khusyuk, dengan peserta yang antusias menyimak, baik di dalam masjid maupun di luar. Shalawat dan doa yang dikumandangkan semakin menguatkan suasana syahdu di tengah ibadah puasa mereka.
Dalam tausiyahnya, Dr. Iwan Nasution menekankan pentingnya memanfaatkan waktu untuk memperbaiki diri, mengingat manusia tidak pernah tahu kapan ajal menjemput. Beliau juga mengingatkan bahwa setiap ujian hidup adalah cara Allah untuk meninggikan derajat hamba-Nya, dan Ramadhan adalah madrasah ruhaniyah yang melatih manusia menahan hawa nafsu agar menjadi pribadi yang lebih bertakwa. Selain itu, beliau mengajak para warga binaan untuk tidak menjadikan ibadah sebagai beban, melainkan sebagai kebutuhan dan sumber ketenangan. Tausiyah ditutup dengan pesan penuh harapan agar tidak pernah berputus asa dari rahmat Allah, yang selalu lebih besar dari segala dosa. Suasana haru dan refleksi mendalam menyelimuti para peserta hingga akhirnya kegiatan ditutup dengan doa bersama.
Hari Kedelapan : Menebar Harapan dan Inspirasi di Rutan Perempuan Medan
Setelah seminggu bersafari Ramadhan di Lapas laki-laki, pada kegiatan Safari Ramadhan hari ini tim mengunjungi Rutan Perempuan Kelas IIA Tanjung Gusta Medan. Dihadiri oleh Rektor UINSU, Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag, yang memberikan sambutan dan motivasi kepada warga binaan. Kepala Rutan, Marlia Rezeki Santoso, turut menyampaikan apresiasi atas kepedulian UINSU dalam memberikan pencerahan dan ilmu yang bermanfaat. Selain itu, Wakil Rektor Prof. Dr. Muzakkir, M.Ag., juga memberikan pesan inspiratif tentang peran wanita dalam kehidupan dan pentingnya menjalankan nilai-nilai agama.

Ceramah utama dibawakan oleh Prof. Dr. Nurussakinah Daulay, M.Psi. Wakil Direktur Program Pascasarjanan UIN SU Medan, dengan pendekatan interaktif yang melibatkan permainan reflektif untuk mengajarkan pengelolaan emosi dan keseimbangan mental. Beliau menekankan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk terbaik dan memiliki potensi besar untuk berkembang, meskipun pernah mengalami kesalahan di masa lalu. Ceramah ini disambut dengan antusias oleh warga binaan yang mengikuti dengan penuh perhatian.
Sebagai bentuk kepedulian, UINSU memberikan hadiah 21 kilogram kurma untuk warga binaan sebagai bagian dari tradisi berbuka puasa. Selain itu, Pusat Studi Lingkungan UINSU menyerahkan dan menanam 25 pohon matoa di lingkungan Rutan sebagai simbol harapan dan keberlanjutan. Kegiatan ini diharapkan membawa semangat baru bagi warga binaan untuk terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.
Hari Kesembilan : Pesan Hijrah dan Keistiqomahan

Di hari kesembilan ini tim Safari Ramadhan UIN SU Medan mengunjungi Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Di Masjid LPKA Kelas 1 Tanjung Gusta Medan menghadirkan Dr. Azizah Hanum OK, M.Ag Sekretaris Program Studi Pascasarjana Pendidikan Islam UIN SU Medan sebagai penceramah. Dengan penuh emosional namun penuh kelembutan, ia menyampaikan kepada para warga binaan yang mayoritas anak di bawah umur tentang pentingnya menjadikan masa lalu sebagai pembelajaran, tanpa membiarkan kesalahan menghambat masa depan.
Beliau juga menyinggung tujuh golongan yang mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat, khususnya pemuda yang tumbuh dalam ketaatan. Kisah inspiratif dari tokoh-tokoh besar yang pernah dipenjara, seperti Buya Hamka dan Imam Malik, menjadi penguat semangat bagi warga binaan untuk tetap berjuang memperbaiki diri.
Acara ini dihadiri oleh Kepala LPKA Kelas 1 Medan, Fauzi Harahap, serta tim akademisi UINSU, termasuk Dr. Adi Sucipto, M.Ag., yang mendampingi kegiatan. Para warga binaan mengikuti tausiah dengan penuh perhatian, larut dalam pesan-pesan yang disampaikan. Di akhir acara, Dr. Azizah Hanum mengajak mereka untuk berani bermimpi dan membangun masa depan yang lebih baik. Kegiatan ditutup dengan doa bersama, menciptakan suasana penuh harapan dan keberkahan bagi seluruh peserta.
Hari Kesepuluh : Merajut Harapan di Bulan Suci
Tausiah di Lapas Perempuan Kelas IIA Tanjung Gusta Medan dalam rangka Safari Ramadhan UINSU menghadirkan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan UIN SU Medan Prof. Dr. Tien Rafida, M.Hum, sebagai penceramah utama. Dengan gaya interaktif, ia mengawali sesi dengan ice breaking untuk menciptakan suasana santai sebelum tausiah utama disampaikan oleh Dr. Salminawati, M.Ag Kaprodi S2 Pendidikan Agama Islam. Ceramah tersebut menyoroti keutamaan bulan Ramadan serta pentingnya penguatan ibadah, yang mendapat respons positif dari warga binaan. Acara ini juga dihadiri oleh beberapa akademisi FITK UINSU, termasuk Maryati Salmiah, M.Hum (Kaprodi S1 Tadris Bahasa Inggris), Reflina, M.Pd (Sekprodi S1 Tadris Bahasa Inggris), dan Ummi Nur Afinni Dwi Jayanti, M.Pd (Sekprodi S1 Tadris Biologi), serta diikuti oleh 120 warga binaan dengan antusias.

Selain tausiah, kegiatan ini semakin dinamis dengan sesi permainan edukatif yang bertujuan memperkuat pemahaman nilai-nilai keislaman. Sebagai bentuk apresiasi, warga binaan yang aktif berpartisipasi mendapatkan hadiah berupa mukena, sajadah, jilbab, dan dompet. Acara diakhiri dengan pembacaan shalawat dan doa bersama yang dipimpin oleh Dr. Salminawati, M.Ag. Kegiatan ini menjadi bukti komitmen UINSU dalam memberikan pendampingan spiritual serta memperkuat nilai-nilai keislaman di lingkungan pemasyarakatan.
Hari Kesebelas : Akhiri Madrasah Kehidupan, Menutup Safari Dengan Hikmah

Safari Ramadhan UINSU di Lapas Kelas IIA Pancur Batu ditutup dengan tausiyah oleh Prof. Dr. H. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag selaku Wakil Rektor Bidang Akademik UIN SU Medan , yang menekankan pentingnya keikhlasan dalam beramal serta menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, terutama dalam keterbatasan di dalam lapas. Tausiyah ini dikemas secara reflektif dan menggugah, mengajak warga binaan untuk tetap optimis dan berusaha memperbaiki diri. Acara dihadiri oleh Kalapas Tribowo, Kasubbag Tata Usaha Firman Bangun, serta akademisi UINSU seperti Dr. Adi Sucipto, M.Ag. Kehadiran mereka menjadi bukti sinergi antara perguruan tinggi dan lembaga pemasyarakatan dalam pembinaan spiritual.
Sesi tanya jawab berlangsung dinamis dengan pertanyaan seputar kewajiban zakat bagi narapidana serta ketentuan masa iddah dalam kasus perceraian selama menjalani hukuman. Diskusi ini memberikan wawasan baru bagi warga binaan mengenai hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari. Sambutan dari Prof. Azhari Akmal Tarigan membawa pesan apresiasi dari Rektor UINSU, Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag., yang menegaskan komitmen perguruan tinggi dalam memberikan pengabdian kepada masyarakat. Sementara itu, Kalapas Tribowo menyampaikan terima kasih dan menekankan bahwa tantangan sebenarnya adalah mempertahankan kebiasaan baik setelah Ramadan.
Sebagai penutup, seorang warga binaan menyampaikan kesan dan pesan yang menggugah, menegaskan bahwa mereka bukan sampah masyarakat, melainkan individu yang tengah menjalani proses pembinaan. Warga binaan juga menyerahkan karya seni sebagai kenang-kenangan bagi UINSU, sementara pihak lapas memberikan piagam penghargaan sebagai simbol kerja sama yang telah terjalin. Acara ditutup dengan doa bersama, dengan harapan bahwa nilai-nilai yang telah ditanamkan selama Safari Ramadhan ini dapat terus berlanjut dalam kehidupan sehari-hari.

Cahaya Ramadhan di Balik Jeruji : Kebaikan yang Berkelanjutan
Kegiatan khitan massal bagi muallaf di Lapas Kelas IIA Pancur Batu ini merupakan inisiatif yang lahir dari permohonan seorang warga binaan, ZF, pada hari terakhir Safari Ramadhan. Menanggapi hal ini, Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag., segera berkoordinasi dengan Rumah Sehat dan Bina Muallaf BKM Masjid Al-Muhajirin Komplek Bumi Asri Medan untuk menghadirkan tim medis. Pada 23 Maret 2025, delapan tenaga medis yang dipimpin oleh H. Darwin, S.H., dan didampingi Dr. Adi Sucipto, M.Ag, melaksanakan prosesi khitan massal bagi delapan muallaf yang telah menyatakan kesiapannya.
Suasana penuh haru dan syukur menyelimuti kegiatan ini, di mana para muallaf merasakan kebahagiaan karena akhirnya dapat menyempurnakan keislaman mereka. Dukungan dari rekan sesama warga binaan serta bimbingan dari tim medis membuat mereka lebih tenang dan yakin dalam menjalani prosesi ini. Kalapas Tribowo, A.Md., S.Sos., M.Si., mengapresiasi kegiatan ini sebagai wujud nyata sinergi antara akademisi, lembaga keagamaan, dan institusi pemasyarakatan dalam pembinaan spiritual warga binaan. Selain itu, UIN Sumatera Utara bersama tim Bina Muallaf berkomitmen untuk terus memberikan bimbingan agama bagi para muallaf agar mereka dapat menjalani kehidupan dengan keimanan yang semakin kuat. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa Cahaya Ramadhan tetap bersinar di balik jeruji, membawa harapan dan semangat baru bagi mereka yang ingin memperbaiki diri.
Penutup
Safari Ramadhan ini bukan sekadar agenda tahunan, tetapi manifestasi dari tanggung jawab UIN Sumatera Utara Medan dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat. Sebagai institusi pendidikan Islam, universitas ini memiliki kewajiban moral untuk tidak hanya mencetak insan akademis yang unggul, tetapi juga membangun kesadaran spiritual dan sosial, termasuk bagi mereka yang berada di balik jeruji. Kegiatan ini menjadi jembatan yang menghubungkan nilai-nilai dakwah dengan mereka yang membutuhkan cahaya keimanan, membuktikan bahwa Islam adalah agama rahmat bagi seluruh umat.

Ke depan, besar harapan agar Safari Ramadhan ini tidak hanya menjadi agenda tahunan, tetapi juga dapat terus berlanjut sepanjang tahun. Semoga kehadiran para dai di lembaga pemasyarakatan dapat memberi secercah harapan dan perubahan bagi para warga binaan, sehingga kelak mereka dapat kembali ke tengah masyarakat dengan semangat baru dan bekal keimanan yang lebih kuat. Dakwah tidak mengenal batas waktu, dan semoga misi kebaikan ini tetap terjaga, bukan hanya di bulan suci Ramadhan, tetapi di setiap kesempatan yang Allah berikan.

Sebagai penutup, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag, atas dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Prof. Dr. H. Muzakkir, M.Ag, yang dengan amanah dan dedikasi telah memastikan program ini berjalan dengan baik. Penghargaan yang tinggi juga kami berikan kepada Dr. Adi Sucipto, M.Ag, atas inisiatif luar biasa dalam menghadirkan dakwah yang tak biasa ini. Tak lupa, terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. M. Idris, M.P, Kepala Pusat Studi Lingkungan UIN SU Medan, yang telah berkontribusi dengan menyediakan 25 bibit pohon Matoa untuk ditanam di Rutan Perempuan Kelas IIA Tanjung Gusta Medan, sebagai simbol harapan dan keberlanjutan.
Kami juga menyampaikan apresiasi kepada bagian Humas dan Informasi yang telah mendokumentasikan dan mempublikasikan kegiatan ini dari awal hingga akhir, serta kepada seluruh narasumber yang telah menjadi pilar dakwah di balik jeruji. Terakhir, terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak, semoga Allah membalas segala kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda. (Humas)