UINSU

Oleh

Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag ( Rektor UIN Sumatera Utara Medan )

&

 Prof. Dr. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A ( Dekan FEBI UIN SU Medan )

Tiongkok (UINSU)           

Tahun 2025 Konjen  Tiongkok untuk wilayah sumatera memfasilitasi keberangkatan 19 orang yang terdiri dari akademisi dari beberapa kampus di sumatera utara serta tokoh-tokoh agama, termasuk dari mui dan beberapa ormas keislaman.

            Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk  silaturahim  sekaligus memperkenalkan budaya dan kehidupan sosial masyarakat tiongkok. Kegiatan yang dilaksanakan selama 7 hari sejak tanggal 29 mei sampai dengan 5 juni 2025 dengan mengunjungi 3 provinsi besar di tiongkok Zeng zhou, Urumuchi dan Beijing.

            Perjalanan ini  salah satu bentuk penguatan budaya, keagamaan,  membangun interaksi eksternal antar budaya untuk memperlihatkan bagaimana sebenarnya Pemerintah Tiongkok membentuk karakter masyarakat yang setia kepada negara. Dalam konteks yang utuh, cinta negara menjadi bagian yang tidak terpisah dengan ketaatan terhadap agama.

            Komitmen ini adalah simbol pasca revolusi Negara Tiongkok untuk membangun dan membangkitkan kembali gerak ekonomi masyarakat di Tiongkok. Semua masyarakat “terkesan”  bertanggung jawab untuk memperkenalkan negaranya dan membangun image positif terhadap keberlangsungan kehidupan sosial di mata dunia.

            Banyak hal yang bisa diekspresikan dari kunjungan ini, keramah-tamahan, jamuan dan sajian di berbagai acara yang menonjolkan karakter kedaerahan dan simbol kuliner nusantara yang banyak dan sangat variatif.

            Sebagai negara heritage, yang setiap wilayahnya menyimpan banyak informasi nenek moyang yang bekerja keras untuk membangun kehidupan, hampir di setiap daerah yang kami kunjungi memiliki museum atau “galeri heritage: yang berhasil merekam jejak yang sempurna kehidupan sosial budaya ekonomi dan politik di setiap daerah dari masa ke masa. Rasa cinta masyarakat terhadap negaranya tercermin dari bagaimana jejak budaya itu berjalan.

Negara yang awalnya dikenal sebagai komunis dan belakangan lebih tepat disebut “sosialis”, namun komitmen terhadap keberagamaan tetap menjadi simbol kuat kehidupan masyarakatnya. Betapa negara ini mempertahankan sistem masyarakat yang tidak bisa ditolak,kehadirannya sejak nenek moyang dahulu.

            Dalam konteks keislaman,  kita tidak bisa menafikan jejak sahabat nabi Saad bin abi waqqas yang makamnya terletak di Guangzhou. Dalam sejarah dijelaskan bahwa Saad bin Abi Waqqas salah seorang sahabat nabi itu hijrah dan musafir sampai ke beberapa daerah, terakhir di Guangzhou china.. lalu beliau kembali lagi ke Madinah dan menceritakan betapa hebatnya kultur budaya dan prinsip ekonomi masyarakat cina.

            Sehingga jika pun direkam jejak hadits tentang “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China” yang sangat populer di pengetahuan kita mungkin salah satu sumbernya dari testimoni  Saad bin Abi Waqqash. Dan setelahnya Saad bin Abi Waqqas kembali lagi ke Ghuangzou  melakukan dakwah keislaman sampai beliau wafat sebagai tokoh besar dan salah satu pembawa ajaran keislaman di Tiongkok.

            Secara eksternal, pengetahuan masyarakat awam tentang tiongkok memang sangat beragam, termasuk belakangan bagaimana misi ekonomi.  Terkesan dunia merekam jejak tiongkok sebagai rival besar amerika di bidang ekonomi. Terlepas dari aspek sejarah yang dikesankan bahwa Negara Tiongkok adalah negara komunis yang tidak memberi ruang besar kepada agama mengekspresikan kehidupan keagamaannya.

            Namun seperti benarlah falsafah yang sering terdengar bahwa Republik Rakyat Tiongkok pasca revolusi tidak lagi sepenuhnya menjadi negara komunis,  namun cenderung kepada kehidupan yang sosialis “biarlah lampu sein menuju ke kiri tapi kita berbelok ke kanan”.

            Tampilan luar kehidupan Tiongkok yang secara ekonomi sangat percaya diri pada produk lokal dan umkm-nya, menjadi nilai yang positif, bagaimana kegigihan untuk menjadikan semua produksi cina menjadi tren dan kebutuhan sosial masyarakat dunia.

            Saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa Tiongkok menjadi negara besar dengan kekuatan ekonomi yang hebat dan sebagai negara literatur laju ekonomi, secara politik perang dagang antara Amerika dan Tiongkok tidak akan berpengaruh besar kepada perhatian masyarakat dan kebutuhan masyarakat pada produk Tiongkok yang cukup inklusif, inilah salah satu diferensiasi yang dibangun oleh Tiongkok di bidang ekonomi.

            Dalam sistem pasar tiongkok bermitra kepada kepentingan masyarakat tanpa sekat stratifikasi, inilah yang mendasari negara-negara adidaya ekonomi lainnya terkesan “kewalahan” menghadapi produk-produk Cina yang membius perhatian masyarakat dunia.

Tiongkok dan Moderasi Kehidupan Sosial.

            Kunjungan selama 9 hari menjadi testimoni yang besar terhadap kehidupan sosial masyarakat tiongkok. Betapa penghargaan dan penghormatan yang besar kepada masyarakat pendatang menjadi differensiasi tersendiri. Kecintaan masyarakat islam tiongkok terhadap negaranya secara khusus seperti mematahkan pemahaman masyarakat luas tentang ketidakpaduan Negara Tiongkok terhadap masyarakat beragama khususnya Islam.

            Bahkan di provinsi mayority muslim, gubernur dan walikota atau bupatinya juga berasal dari suku mayoritas yang beragama Islam termasuk di shinziang yang didominasi oleh suku Uighur. Kita hanya perlu datang dan atau berkunjung serta membaca perubahan sosial budaya masyarakat Tiongkok untuk melihat peranan yang jauh lebih luas terhadap potensi moderasi beragama di ruang-ruang sosial.

            Ekspresi keagamaan justru menjadi simbol besar kerukunan yang tercipta. Karena dengan agama yang di-anut dan diikuti akan mencerminkan masyarakat yang moderat. Belakangan, perhatian besar Negara Tiongkok terhadap Palestine dengan menberi bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan di wilayah konflik menjadi komitmen yang tidak bisa dipisahkan dari mindset kerukunan dan moderasi kehidupan sosial beragama masyarakat dan Pemerintah Tiongkok.

            Meskipun tetap saja banyak yang menyalah artikan dan melihat ini sebagai motif politik, tapi ketidakpedulian tiongkok dalam makna yang sangat positif terhadap kebaikan kebaikan yang dilakukan menjadi simbol betapa tiongkok sudah berdiri di tempat yang positif untuk mencerminkan dirinya sebagai “teladan baru” terhadap kehidupan sosial beragama, dengan tidak mengedepankan perbedaan sebagai warna. Kesamaan dan hak ke manusiaan menjadi nilai dasar bahwa kita harus hidup saling sayang menyayangi dan tolong-menolong.

            Terakhir kunjungan ke Republik Rakyat Tiongkok ini menjadi satu bentuk komitmen besar negara Tiongkok melalui Konjen Tiongkok di sumatera utara medan. Kunjungan yang sangat prestisius, dan membiarkan para tokoh agama dan akademisi menilai sendiri berdasarkan penglihatan dan pengamatan yang tajam.

            Para peserta kunjungan sebagai masyarakat  terdidik dan mendalami agama pastinya tidak akan bisa diintervensi oleh siapapun. Diskusi ilmiah yang sangat empirik. Silahkan lihat dan amati, jika ada yang perlu diketahui maka bertanyalah, jika perlu penjelasan maka mereka akan menjelaskan.

            Secara rahasia silahkan melakukan wawancara yang mendalam kepada siapapun yang berinteraksi dan kita boleh membangun kesimpulan. China yang Tiongkok makna besarnya adalah masyarakat yang cenderung lebih dikenal sebagai ” china” ternyata memiliki kekuatan besar yang disebut Negara Tiongkok. Negara yang dengan komitmen yang besar, kebersatuan antara keinginan masyarakat dan pemerintah melahirkan kesehateraan yang kuat. Menjadi negara adidaya ekonomi dan punya misi sosial di dunia internasional. Nalar kritis tidak akan pernah tumpul untuk membangun kesimpulan berdasarkan pengamatan dan pengetahuan. Tidak akan ada pujian yang berlebihan karena sesuatu yang berlebihan adalah simbol dari ketidaktahuan. 

            Di akhir tulisan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Konjen Tiongkok di Sumatera Utara Medan dan organisasi INTI (Indonesia Tionghoa). Hal yang paling mewah yang kami rasakan adalah kesempatan yang diberikan untuk bisa belajar banyak dan secara tidak langsung akan memperluas referensi kehidupan sosial agama, ekonomi dan budaya. (Humas)

Bagikan Melalui Sosial Media :
X (Twitter)
Visit Us
YOUTUBE
INSTAGRAM
Skip to content