MEDAN (UINSU)
Di tengah semarak penyambutan 4.953 mahasiswa baru di Kampus IV UINSU Medan Tuntungan, Senin (1/9), sebuah momen hening dan penuh empati tercipta. Seluruh peserta dan pimpinan universitas yang hadir dalam acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2025 sejenak menghentikan aktivitas untuk memanjatkan doa bersama bagi almarhum Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang kisahnya menyentuh nurani publik.
Inisiatif doa bersama ini digelar di sela-sela sesi perkenalan pimpinan universitas. Momen tersebut menjadi pengingat yang kuat akan tema besar PBAK tahun ini: “Membentuk Karakter Mahasiswa yang Humanis dengan Nilai-Nilai Cinta dan Peduli Lingkungan untuk Bumi Berkelanjutan“. Kisah perjuangan dan akhir tragis almarhum menjadi pelajaran nyata tentang pentingnya kepedulian sosial.


Rektor UINSU, Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag., secara khusus mengajak seluruh hadirin untuk mendoakan almarhum. Dalam pesannya yang singkat namun mendalam, beliau mengaitkan peristiwa tersebut dengan nilai-nilai humanisme yang harus dimiliki setiap insan akademik. “Karakter humanis yang kita bangun di kampus ini harus tercermin dalam tindakan nyata. Rasa empati terhadap penderitaan sesama, seperti yang kita rasakan terhadap almarhum Affan, adalah inti dari #KurikulumCinta dan wujud #KerukunanBeragama yang sejati,” ungkapnya.
Acara PBAK 2025 yang dibuka secara resmi oleh Ketua Senat UINSU, Prof. Dr. Pagar Hasibuan, M.Ag., memang dirancang tidak hanya untuk memperkenalkan kehidupan kampus. Lebih dari itu, kegiatan ini bertujuan menanamkan nilai-nilai luhur sejak hari pertama mahasiswa menginjakkan kaki di UINSU. Doa bersama ini menjadi bukti konkret dari tujuan tersebut.
Hari pertama PBAK tingkat universitas ini juga diisi dengan berbagai agenda lain, seperti perkenalan dari organisasi mahasiswa SEMA/DEMA Universitas, pameran UKK/UKM, hingga hiburan. Seluruh rangkaian acara dirancang untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kehidupan akademik dan non-akademik di UINSU.
Momen doa bersama untuk almarhum Affan Kurniawan menjadi salah satu sorotan utama pada hari pertama PBAK. Ini mengirimkan pesan kuat bahwa UINSU berkomitmen untuk mencetak generasi yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan hati yang mulia, siap menjadi agen perubahan yang peduli pada sesama.
Kegiatan PBAK akan dilanjutkan esok hari, 2 September 2025, di tingkat fakultas. Namun, pelajaran tentang empati dan kemanusiaan yang didapat hari ini dipastikan akan terus membekas di benak para mahasiswa baru UINSU Angkatan 2025. (Humas)
