Medan (UINSU)
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan menyelenggarakan acara Istighasah, Zikir Kebangsaan, dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H / 2025 M pada Kamis (4/9/2025) di Masjid Ulul Albab Kampus I UINSU, Jalan IAIN No.1 Medan. Acara ini menjadi bagian dari kegiatan nasional yang secara serentak digelar di berbagai unit Kementerian Agama, termasuk seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).
Acara dimulai pada pukul 15.30 WIB dengan dihadiri oleh pimpinan universitas, para dekan, pejabat struktural, dosen, tenaga kependidikan, serta pegawai lainnya. Seluruh undangan diminta mengenakan pakaian putih sebagai simbol kesucian, persatuan, dan harapan akan kedamaian bangsa.



Dalam sambutannya, Rektor UINSU Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag, menekankan pentingnya kegiatan istighasah dan zikir kebangsaan sebagai wadah doa bersama demi keselamatan, kesehatan, dan kemajuan bangsa. Ia menyampaikan harapan agar Indonesia tetap diberkahi kedamaian serta dijauhkan dari segala bentuk perpecahan. “Kita berdoa semoga negeri kita ini selalu aman, damai, dan rakyatnya diberi kesehatan serta keberkahan,” ujarnya.
Rektor juga menyinggung pentingnya peran kampus dalam merawat persatuan bangsa. Ia mengapresiasi kehadiran seluruh sivitas akademika yang telah meluangkan waktu untuk bersama-sama berzikir dan bermunajat. “Kehadiran kita di sini adalah bukti nyata bahwa kampus bukan hanya tempat ilmu berkembang, tetapi juga rumah doa bagi bangsa,” tambahnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan ceramah agama oleh Prof. Dr. Muzakkir, M.Ag selaku Wakil Rektor Bidang Kerja sama UINSU. Dalam tausiahnya, beliau mengutip ayat Al-Qur’an yang mengingatkan manusia untuk selalu bersyukur dan bersabar. Ia menekankan bahwa keberkahan hidup lahir dari sikap sederhana, jujur, serta menjauhi sifat sombong.
Prof. Muzakkir mengingatkan bahwa tantangan bangsa Indonesia dewasa ini bukan hanya berupa masalah ekonomi atau politik, tetapi juga tantangan moral. “Ketika budaya flexing, pamer harta, dan gaya hidup berlebihan semakin marak, maka hati kita rentan menjadi sakit. Padahal yang dibutuhkan bangsa ini adalah kejujuran, kesederhanaan, dan moralitas,” tegasnya.
Hal ini juga sesuai dengan fenomena sosial yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan, yaitu semakin banyaknya kelompok masyarakat yang turun berdoa bersama di rumah ibadah maupun ruang publik, dari kampus hingga komunitas pekerja daring seperti ojek online. Sehingga, fenomena ini menunjukkan bahwa doa kolektif adalah kebutuhan bersama di tengah situasi bangsa yang dinamis.



Selain itu, Prof. Muzakkir mengingatkan pentingnya persatuan. Mengutip sabda Nabi, ia menegaskan bahwa keberkahan hanya bisa diraih ketika umat menjaga kebersamaan. “Alaykum biljama’ah fa inna jama’ah barokah – tetaplah bersama dalam kebersamaan, karena di sanalah keberkahan,” ujarnya, sembari mengajak peserta untuk terus memperkuat ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah.
Acara istighasah dan zikir kebangsaan ini juga disatukan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H. Momentum maulid dipandang penting sebagai sarana meneladani akhlak Rasulullah, khususnya empat sifat utama Nabi: siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Prof. Muzakkir menegaskan bahwa jika empat sifat ini diamalkan dalam kehidupan berbangsa, maka Indonesia akan terhindar dari krisis moral maupun krisis kepercayaan.
Rangkaian acara berlangsung khidmat dengan lantunan doa, zikir bersama, tilawah Al-Qur’an serta shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Walau tidak membludak, jamaah yang hadir memenuhi ruang masjid dengan suasana zikir yang tenang dan khidmat.
UINSU Medan melalui kegiatan ini menegaskan komitmennya sebagai bagian dari gerakan nasional doa bersama yang diselenggarakan serentak oleh Kementerian Agama. Rektor berharap kegiatan semacam ini bisa menjadi tradisi kampus, bukan hanya dalam momentum peringatan maulid atau acara nasional, tetapi juga menjadi budaya spiritual akademik sehari-hari.
“Doa dan zikir tidak hanya menguatkan pribadi kita, tetapi juga menjadi energi kolektif untuk membangun bangsa. Dengan kebersamaan, insyaAllah Indonesia akan terus diberi keberkahan dan kemajuan,” pungkas Prof. Nurhayati menutup acara. (Humas)




