UINSU

Wajo (UINSU)
Pembukaan Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional 2025 yang digelar di Pesantren As’adiyah, Wajo, Sulawesi Selatan, pada Kamis (2/10/2025) menjadi momentum strategis dalam diplomasi budaya keagamaan Indonesia. Acara dibuka langsung oleh Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, yang menegaskan pesan perdamaian global dan gerakan pelestarian alam sebagai tema sentral MQK skala internasional.

Dalam perhelatan bersejarah tersebut, hadir pula para rektor perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) di Indonesia, termasuk Rektor UINSU Medan Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag. Kehadiran Rektor UIN SU menegaskan komitmen UIN SU untuk turut berkontribusi dalam agenda keagamaan, intelektual, dan ekologi global.

Rektor UINSU menyampaikan bahwa kehadirannya bersama para rektor PTKIN lainnya menunjukkan komitmen perguruan tinggi Islam dalam mendukung agenda besar Kementerian Agama. “MQK Internasional adalah bukti nyata pesantren dan santri tidak hanya menjaga khazanah turats, tetapi juga menjawab tantangan global terkait krisis iklim dan perdamaian. UINSU siap menjadi bagian dari gerakan ekoteologi Islam yang membawa maslahat bagi umat dan alam semesta,” ungkap Rektor.

Dalam sambutannya, Menag Nasaruddin Umar menyoroti dua tantangan besar umat manusia: konflik bersenjata dan perubahan iklim. Ia menyatakan bahwa MQK Internasional merupakan diplomasi budaya pesantren, yang menyatukan ulama, akademisi, dan santri lintas negara. “Pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan, tetapi poros perdamaian di tengah dunia yang dilanda konflik dan krisis ekologis,” tegasnya.

MQK Internasional 2025 diikuti oleh 798 santri semifinalis dari seluruh Indonesia dan peserta delegasi dari negara-negara ASEAN. Selain itu, menurut beberapa laporan media, ajang ini melibatkan hingga 10 negara internasional yang ikut bertanding dalam membaca dan mengkaji kitab kuning.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Amien Suyitno, menyebut ada beberapa terobosan dalam penyelenggaraan MQK tahun ini: pertama, penyelenggaraan di kawasan Indonesia Timur; kedua, penggunaan sistem digital penuh dalam mekanisme kompetisi dan input nilai; ketiga, keterlibatan peserta dari luar negeri.

Kehadiran Rektor UIN SU dalam MQK Internasional ini sekaligus memperkuat peran UIN SU dalam mengusung nilai Islam rahmatan lil-‘alamin, meneguhkan pesantren sebagai pusat peradaban, serta membangun kontribusi nyata dalam merawat bumi dan perdamaian dunia. (Humas)

Skip to content