UINSU

Depok (UINSU)
Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan, Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag., menghadiri pembukaan The Annual International Conference on Islamic Studies Plus (AICIS+ 2025) yang diselenggarakan di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok, Rabu (29/10/2025).

Prof. Dr. Nurhayati menyampaikan bahwa kehadiran UINSU Medan dalam forum internasional tersebut merupakan bentuk komitmen kampus untuk terus memperkuat studi Islam yang berwawasan global, ekologis, dan berbasis inovasi.

“Sebagai perguruan tinggi Islam negeri, UINSU Medan berupaya mengembangkan studi Islam yang responsif terhadap tantangan zaman. AICIS+ 2025 menjadi ruang penting untuk mempertemukan gagasan Islam, lingkungan, dan teknologi dalam satu bingkai keilmuan yang berkeadilan dan berkelanjutan,” ujar Prof. Dr. Nurhayati.

Islam, Ekoteologi, dan Transformasi Teknologi

AICIS+ 2025 mengangkat tema “Islam, Ecotheology, and Technological Transformation: Multidisciplinary Innovations for an Equitable and Sustainable Future”, yang menyoroti pentingnya sinergi antara iman, ilmu, dan teknologi dalam menjawab krisis global.

Dalam sambutan pembukaan yang dibacakan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A., Menteri Agama RI Prof. KH. Nasaruddin Umar menegaskan bahwa tantangan iklim dan teknologi bukan sekadar persoalan teknis, tetapi krisis spiritual dan intelektual yang menuntut refleksi mendalam dari tradisi keilmuan Islam.

“AICIS+ 2025 dirancang sebagai wadah untuk mempertemukan iman dan akal — dua dimensi yang harus berjalan beriringan dalam membangun peradaban,” tambahnya.

“Tradisi Islam bukanlah artefak yang usang, melainkan sumber daya yang hidup dan dinamis. Kita harus menghadirkannya untuk menjawab krisis iklim dan teknologi yang sedang mengubah wajah peradaban,” kutip Prof. Kamaruddin dari pidato Menteri Agama.

Peran UINSU dalam Studi Islam dan Lingkungan

Lebih lanjut, Rektor UINSU Medan menjelaskan bahwa program Green Campus yang sedang dikembangkan di kampus sangat sejalan dengan semangat AICIS+ 2025 yang menekankan ekoteologi sebagai basis etika keberlanjutan.

“Kami di UINSU Medan ingin menanamkan kesadaran ekologis berbasis nilai Islam kepada seluruh sivitas akademika. Kolaborasi lintas disiplin dan pemikiran yang dibahas di AICIS+ akan kami terjemahkan dalam program konkret, baik melalui riset, kurikulum, maupun pengabdian masyarakat,” ungkap Prof. Dr. Nurhayati.

Konferensi AICIS+ 2025 berlangsung selama tiga hari, 29–31 Oktober 2025, di Kampus UIII Depok, dan diikuti oleh para akademisi, peneliti, dan tokoh agama dari dalam dan luar negeri.

Sebagai salah satu perguruan tinggi Islam negeri terkemuka di Sumatera, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan memandang keikutsertaan dalam AICIS+ 2025 sebagai langkah strategis untuk memperluas jaringan riset internasional, memperkuat publikasi akademik, serta memantapkan peran Islam sebagai kekuatan moral dan intelektual dalam pembangunan berkelanjutan.

Selanjutnya hasil dari AICIS+ 2025 akan ditindaklanjuti melalui kerja sama penelitian, kegiatan lingkungan berbasis masyarakat, serta pengembangan kurikulum yang menekankan integrasi ilmu dan nilai-nilai Islam. (Humas)

Skip to content