Depok (UINSU)
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Humas Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia tahun 2025 yang digelar di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok berlangsung dinamis dan produktif. Selama tiga hari pelaksanaan, 29–31 Oktober 2025, para peserta tidak hanya bermusyawarah memilih kepemimpinan baru, tetapi juga memperkuat komitmen bersama dalam memperkokoh peran humas sebagai garda depan citra positif kampus Islam negeri di era digital.
Pada hari pertama, forum berlangsung hangat dengan semangat kolaboratif tinggi. Dalam suasana penuh kekeluargaan, peserta Rakornas sepakat menetapkan secara aklamasi Zidnie Ilman Elfikri, S.S., M.Pd. dari UIN Salatiga sebagai Ketua Forum Humas PTKIN periode 2025–2027. Keputusan ini lahir melalui musyawarah mufakat setelah seluruh delegasi humas PTKIN menilai perlunya kesinambungan arah kerja dan penguatan koordinasi lintas kampus dalam menghadapi tantangan komunikasi publik yang kian kompleks.
Hari kedua Rakornas diisi dengan sesi penguatan kehumasan yang menghadirkan sejumlah narasumber nasional dari Kementerian Agama. Salah satunya adalah Dr. Ismail Cawidu, M.Si. Staf Khusus Menteri Agama RI, yang menekankan pentingnya peran humas dalam mengawal reputasi lembaga pendidikan tinggi Islam. Menurutnya, humas PTKIN harus mampu mengubah paradigma lama dari sekadar pelaksana publikasi acara menjadi arsitek komunikasi strategis lembaga yang berperan aktif dalam membangun kepercayaan publikRAKER HUMAS PTKN.



Sementara itu, Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI, dalam arahannya menegaskan bahwa humas PTKIN perlu terus meningkatkan kapasitas dan profesionalitasnya agar dapat berperan strategis sebagai mitra rektor dan jembatan antara institusi kampus dengan masyarakat luas. Ia juga mengingatkan bahwa untuk mewujudkan peran tersebut, humas harus didukung dengan sarana dan peralatan kehumasan yang memadai. Karena itu, Arskal mendorong para humas PTKIN untuk aktif berkomunikasi dengan pimpinan universitas agar kebutuhan anggaran humas dapat menjadi prioritas dalam perencanaan keuangan kampus, demi menunjang layanan komunikasi publik yang optimal.
Selanjutnya, Dr. Thobib Al Asyhar, Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kementerian Agama, dalam materinya berjudul “Optimalisasi Kehumasan: Dari Event Organizer Menuju Strategic Partner”, menegaskan bahwa humas perguruan tinggi harus menjadi “telinga publik” sekaligus “arsitek narasi institusi.” Ia mengajak seluruh humas PTKIN untuk melakukan social listening, aktif memahami opini publik, dan menjadikan data serta riset komunikasi sebagai dasar pengambilan kebijakan publikasiMateri Optimalisasi Kehumasan P….
Thobib juga menekankan bahwa reputasi institusi tidak lahir dari aktivitas seremonial semata, melainkan dari komunikasi yang berkesinambungan, transparan, dan berbasis kepercayaan. “Humas harus bertransformasi dari sekadar melaporkan kegiatan menjadi penggerak kemajuan,” ujarnya dengan tegas, sambil mendorong setiap kampus untuk menetapkan indikator kinerja humas yang terukur seperti tingkat engagement dan awareness publik.
Dalam kesempatan berbeda, Ismail Cawidu memaparkan sejumlah tantangan kehumasan PTKIN, antara lain perlunya peningkatan kompetensi sumber daya manusia, percepatan adaptasi digital, serta strategi branding yang lebih berani menampilkan keunggulan spesifik setiap kampus Islam negeri di Indonesia. Ia mengingatkan bahwa 90% keberhasilan program institusi ditentukan oleh komunikasi yang efektif dan empatik. “Humas bukan hanya penyampai pesan, tapi juga pengawal reputasi dan penentu arah persepsi publik,” tegasnyaRAKER HUMAS PTKN.


Menariknya, salah satu hasil penting dari forum ini adalah pengumuman kepengurusan baru Forum Humas PTKIN yang disampaikan pada sore hari kedua acara, setelah seluruh rangkaian materi dan diskusi selesai. Kepengurusan baru tersebut diharapkan mampu membawa semangat baru dalam mengintegrasikan peran humas antar-PTKIN secara nasional, baik dalam publikasi Tridharma Perguruan Tinggi maupun penguatan transparansi informasi publik melalui PPID yang terstandar.
Acara ditutup secara resmi oleh Farhatin Ladia, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Tim Data, Sistem Informasi, dan Humas Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta Rakornas atas semangat sinergi dan profesionalitas yang tinggi. Farhatin menegaskan bahwa kerja sama antarlembaga dan inovasi komunikasi publik menjadi kunci dalam membangun citra moderat dan unggul bagi PTKIN. “Kita harus memastikan bahwa publik melihat kampus Islam negeri bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai pusat nilai, inovasi, dan kontribusi nyata bagi bangsa,” ucapnya dalam sambutan penutupan.
Rakornas kali ini menjadi momentum penting bagi Humas PTKIN untuk mempertegas perannya sebagai penggerak transformasi citra dan inovasi komunikasi di lingkungan pendidikan Islam. Dengan semangat sinergi dan profesionalitas, Forum Humas PTKIN 2025 optimis mampu menjadi motor penggerak kehumasan modern yang adaptif, beretika, dan berorientasi pada kepercayaan publik. (Humas)


