Medan (UINSU)
Jum’at, 7 November 2025 — Dalam suasana penuh keakraban dan khidmat, Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag., menerima penghargaan sebagai Tokoh Srikandi Melayu dari Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Kota Medan. Penganugerahan tersebut diberikan dalam acara Silaturahmi dan Kajian Kebangsaan di Gedung Asrama Haji Medan.
Prosesi Penepungtawaran, yang merupakan bentuk penyambutan secara adat Melayu, menjadi simbol diterimanya Prof. Nurhayati dalam keluarga besar MABMI. Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Ketua PD MABMI Kota Medan, Drs. Abdul Ghafur, dan disaksikan oleh tokoh-tokoh adat serta pejabat tinggi daerah.


Dalam pernyataannya, Prof. Nurhayati menyampaikan rasa syukur dan harunya atas kehormatan yang diberikan. “Penghargaan ini bukan hanya untuk pribadi saya, tetapi juga untuk UINSU sebagai institusi yang senantiasa menjunjung tinggi nilai budaya dan moral Melayu dalam dunia pendidikan,” ujarnya. Ia menegaskan komitmennya untuk terus menanamkan nilai-nilai adat dan akhlak mulia kepada mahasiswa agar menjadi generasi penerus yang berkarakter dan beretika.
Ketua MABMI Medan, Drs. Abdul Ghafur, menyebut bahwa pemberian gelar kehormatan kepada Prof. Nurhayati merupakan bentuk apresiasi atas kiprahnya dalam dunia pendidikan dan kontribusinya terhadap pelestarian nilai-nilai Melayu di lingkungan akademik. “Beliau adalah sosok perempuan tangguh yang membawa semangat adat dalam kepemimpinan. Ini sejalan dengan visi MABMI untuk menempatkan budaya Melayu sebagai landasan moral dan spiritual,” jelasnya.
Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Dr. Harli Siregar, SH., M.Hum. yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa tokoh-tokoh seperti Prof. Nurhayati memiliki peran penting dalam memperkuat nilai adat dan akhlak di tengah tantangan modernitas.
Ketua Harian MABMI sekaligus Bupati Langkat, H. Syah Afandin, SH. menambahkan bahwa penghargaan ini adalah simbol sinergi antara adat, agama, dan pendidikan. “Rektor UINSU telah menunjukkan bagaimana nilai Melayu bisa hidup dalam dunia akademik tanpa kehilangan modernitasnya. Ini contoh yang patut diteladani,” ujarnya.
Acara berlangsung dengan penuh kehangatan, ditutup dengan sesi foto bersama. Para tamu undangan tampil anggun dalam busana Melayu, mempertegas semangat pelestarian adat di tengah masyarakat urban. Penghargaan yang diterima Prof. Nurhayati menjadi penanda kuat bahwa peran perempuan Melayu dalam dunia pendidikan dan kebudayaan kini semakin diakui dan dihormati. (Humas)

