Tangerang (UINSU)
Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan, Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag., menghadiri kegiatan Lokakarya dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2025 yang digelar di Atria Hotel, Summarecon Gading Serpong, Tangerang Selatan. Lokakarya ini mengusung tema “Mempersiapkan Umat Masa Depan” dan menjadi bagian penting dari proses penyusunan Outlook Kementerian Agama Tahun 2026.
Kegiatan strategis ini dibuka langsung oleh Menteri Agama Republik Indonesia dan dihadiri oleh jajaran pimpinan Kemenag, tokoh lintas agama, para pakar, serta rektor dan ketua Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) dari seluruh Indonesia. Lokakarya dirancang sebagai ruang dialog dan kolaborasi untuk memotret kondisi global kehidupan beragama, menganalisis tren isu sosial-keagamaan, serta memproyeksikan berbagai risiko kehidupan keagamaan yang akan dihadapi pada tahun 2026.


Dalam arahannya, Menteri Agama menekankan bahwa perubahan global yang cepat—mulai dari revolusi digital, kecerdasan buatan, hingga dinamika politik dan ekonomi—telah membawa tantangan serius bagi kehidupan umat beragama. Menurutnya, agama tidak boleh berhenti pada tataran simbol dan ritus, tetapi harus hadir sebagai sumber nilai, etika publik, dan energi transformasi sosial yang mampu menjawab persoalan nyata masyarakat, seperti ketidakadilan, konflik sosial, dan krisis lingkungan.
Menteri Agama juga menegaskan peran Kementerian Agama sebagai bridging institution atau institusi penghubung yang menjembatani nilai-nilai ajaran agama dengan realitas sosial modern. Peran ini menjadi semakin penting di tengah fenomena multiple shocks—guncangan teologis, kultural, ekonomi, politik, serta ilmiah dan teknologi—yang berpotensi memicu krisis identitas dan menurunnya kepercayaan publik terhadap institusi keagamaan jika tidak direspons secara tepat.
Menanggapi pelaksanaan lokakarya tersebut, Rektor UINSU, Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag., menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Kementerian Agama atas inisiatif strategis ini. Menurutnya, tema “Mempersiapkan Umat Masa Depan” sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi bangsa saat ini, khususnya dalam menjaga kualitas keberagamaan di tengah perubahan sosial yang begitu cepat dan kompleks.

“Lokakarya ini bukan sekadar forum diskusi, tetapi ruang refleksi kolektif yang sangat penting. Kementerian Agama telah menunjukkan kepemimpinan visioner dengan mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk perguruan tinggi, untuk bersama-sama membaca arah zaman dan menyiapkan umat yang beriman, berilmu, moderat, serta mampu hidup harmonis dalam masyarakat yang plural,” ujar Prof. Nurhayati.
Ia menilai, gagasan Menteri Agama tentang umat masa depan yang tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi kualitas keberagamaan—yang rasional, berakhlak, memiliki literasi keagamaan kuat, serta menghargai ilmu pengetahuan—sejalan dengan misi pendidikan tinggi keagamaan Islam. Perguruan tinggi, menurutnya, memiliki peran strategis dalam menjembatani ajaran normatif agama dengan realitas empiris masyarakat melalui pendidikan, riset, dan pengabdian kepada masyarakat.
Lebih lanjut, Prof. Nurhayati menegaskan komitmen UINSU untuk mendukung penuh arah kebijakan Kementerian Agama, khususnya dalam penguatan moderasi beragama, integrasi ilmu pengetahuan dan teknologi dengan pendidikan keagamaan, serta pengembangan literasi keagamaan di ruang digital. Ia menilai bahwa tantangan hoaks keagamaan, ekstremisme, dan polarisasi identitas harus dijawab dengan pendekatan akademik yang inklusif dan berbasis data.
“UINSU siap berkontribusi aktif dalam implementasi hasil lokakarya ini, baik melalui pengembangan kurikulum, riset sosial-keagamaan, maupun penguatan peran kampus sebagai pusat dialog dan rekonsiliasi sosial. Kampus harus menjadi teladan dalam mempraktikkan nilai-nilai moderasi beragama yang adil, seimbang, dan menghormati perbedaan,” tambahnya.
Menurutnya, sinergi antara Kementerian Agama, perguruan tinggi, tokoh agama, dan masyarakat sipil menjadi kunci utama dalam mempersiapkan umat masa depan yang tangguh menghadapi guncangan zaman. Hasil lokakarya dan Rakernas ini diharapkan tidak berhenti sebagai dokumen kebijakan, tetapi benar-benar diterjemahkan ke dalam program nyata yang berdampak langsung bagi kehidupan umat dan bangsa.
Dengan kehadiran dan partisipasi aktif para rektor PTKN, termasuk Rektor UINSU, Lokakarya Kemenag Tahun 2025 ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi perumusan Outlook Kementerian Agama 2026 serta arah kebijakan keagamaan nasional yang lebih antisipatif, preventif, dan berorientasi jangka panjang dalam menjaga kerukunan umat beragama dan memperkuat peran agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (Humas)


