UINSU

Medan (UINSU)
Selain menjadi agent of knowledge yang menyebarluaskan ilmu pengetahuan, lulusan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan juga menjadi agent of morality, artinya menyandang sebagai lulusan kampus Islam harus mampu menunjukkan keteladanan yang baik bagi umat, memiliki akhlak yang baik dan mulia.

Demikian disampaikan Rektor UINSU Medan Prof Dr Nurhayati, MAg dalam pidatonya pada Dies Natalis dan Milad ke-50 sekaligus Wisuda Sarjana ke-81 UINSU Medan di Gelanggang Mahasiswa, kampus I Jalan Sutomo Ujung, Medan, Minggu (19/11).

Turut hadir dalam dies natalis, milad dan wisuda sarjana ini yaitu Dirjen Pendis Kemenag Prof Dr Muhammad Ali Ramdhani, STP, MT, Direktur PTKI Prof Dr Ahmad Zainul Hamdi, MAg, perwakilan Pemprovsu yakni Asisten Pemerintahaan dan Kesra Setdaprovsu Drs Basaruddin Yunus Tanjung, perwakilan Poldasi AKBP Eko Hartanto, perwakilan Kodam I/BB, Kejatisu, Presiden Jamiyah Singapura Prof Hasbi, Ketua STAIN Madina, Rektor UNUSU, Kakanwil Kemenag Sumut, Ketua MUI Sumut, Ketua PWNU Sumut Marahalim Harahap, utusan Pemkab Deliserdang, pimpinan dan anggota senat, para kepala biro dan segenap sivitas serta keluarga wisudawan.

Prof Nurhayati menceritakan sejarah singkat berdirinya UINSU pada 19 November 1973 hingga kini memasuki tahun emas pada 19 November 2023. Berbeda dengan kampus-kampus lain di Indonesia yang menyematkan nama pahlawan atau tokoh, UINSU Medan mengambil ‘jalan tengah’ dengan menggunakan nama daerah. Misalnya Jakarta punya UIN Syarif Hidayatullah, juga ada UIN Sunan Gunung Djati Yogyakarta dan lainnya, tapi UINSU berdasarkan kesepakatan umara dan ulama, menetapkan yang disematkan ialah nama daerah.

Hal ini bukan karena Sumut tidak mempunyai ulama hebat, namun ada banyak ulama tersohor asal Sumut, seperti Syaikh Abdul Wahab Rokan, Syaikh Mustafa dan lainnya, yang merupakan ulama besar dan dihormati di Sumut, nusantara bahkan di kancah dunia. Namun, nama Sumatera Utara diinginkan dan dipilih umara, ulama dan mujahid dakwah sebagai tanda berdirinya IAIN Sumatera Utara kala itu.

“Hal ini merupakan hikmah, yang dipahami bahwa UINSU Medan ini milik masyarakat Sumatera Utara, karena lahir dari keinginan masyarakatnya. Bukan milik satu golongan atau etnik atau agama tertentu,” tegas rektor, sembari menyampaikan sejak 2017-2023 terdapat 37 mahasiswa beragama Kristen dan Katolik yang belajar di UINSU dengan nyaman, damai dan tanpa ada gangguan apapun.

UINSU, tegas rektor, terus berusaha menciptakan ekosistem, lingkungan dan kondisi kampus yang moderat, bisa menerima keberagaman etnik dan keberagamaan yang aman damai bagi semua. “UINSU terus berjuang sebagai kampus pusat penyemaian moderasi beagama. Sehingga kekuatan moderasi beragama dapat tumbuh subuh di bumi Indonesia,” ujarnya.

Dalam momentum Milad ke-50 tahun UINSU ini, lanjutnya, perlu dilakukan evaluasi terhadap perjalanan panjang yang ditapaki selama puluhan tahun ini. Usia emas 50 tahun, merupakan rentang umur yang harusnya semakin produktif untuk melahirkan karya-karya besar bagi bangsa, pembangunan peradaban dan negara Indonesia, lalu menguatkan pendidikan, penelitian dan pengabdian bagi sebesar-besar kemanfaatan untuk masyarakat.

UINSU yang sempat menjadi kampus termuda di jajaran kampus Islam di Indonesia, kini berhasil menorehkan berbagai prestasi. Di antaranya menjadi kampus terbaik dalam berbagai kategori, 10 besar kampus paling diminati di Indonesia, jumlah publikasi, bahkan menjadi top score Sinta 2023. Prestasi besar juga dicapai mahasiswa di antaranya mengikuti pertukaran pelajar ke Ghuangzou Korea Selatan dan banyak prestasi dihasilkan dalam kancah nasional dan internasional. Bagian ini, nantinya akan dilanjutkan pada Selasa (21/11) yaitu pemberian penghargaan kepada para mahasiswa berprestasi.

Selain itu, UINSU Medan masuk lima besar kampus dengan jumlah guru besar terbanyak. Saat ini ada 45 guru besar dalam berbagai disiplin ilmu, ke depan akan ada tambahan 20 guru besar baru. Menarikya pada rentang 2022-2023 ada tambahan 23 profesor di kampus Islam ini dan angka itu jadi yang terbesar dalam sejarah UINSU. “Inilah juga sebagai kado terindah dalam Milad ke-50 tahun UINSU,” katanya, sembari menyampaikan apresiasi kepada Gus Men yang mengupayakan agar Kementerian Agama bisa berwenang mengatur dan mengelola pencapaian guru besar di lingkupnya.

Prof Nurhayati menerangkan, bagi warga UINSU, prestasi-prestasi ini begitu membanggakan dan patut disyukuri, terlebih dalam momen usia emas ini. Juga sebagai jawaban atas segala tantangan dan rintangan yang mendera institusi, UINSU tetap bangkit menjadi kampus tangguh dan unggul dan memberikan pengaruh bagi pembangunan bangsa. Berbagai persoalan yang melanda itu, jelasnya, satu demi satu bisa dituntaskan dengan kerja sama, kekompakan dan kebersamaan. “Terima kasih kepada semua sivitas kampus, yang bersama berupaya menciptakan UINSU yang lebih baik,” tukasnya.

Berbagai persoalan yang mulai diselesaikan tersebut, jelas rektor, di antaranya yaitu selesainya persoalan perekrutan dosen tetap bukan PNS jalur BLU yang sempat terhambat pada 2021 setelah mendapatkan surat persetujuan dari Dirjen Pendis. Kini 51 dosen BLU telah menerima SK sebagai pengajar di kampus Islam ini. Lalu soal lahan kampus di Desa Sena, juga telah menemui titik terang berkat bantuan Poldasu, BPN dan pihak terkait lainnya.

Kabar menggembirakan lainnya, ialah untuk gedung mangkrak kini sudah berkoordinasi dengan Kemenag dan Kementerian PUPR serta mendapatkan arahan dari Poldasu yang tetap mendukung program itu sehubungan dengan tetap dikeluarkan keterangan inkracht terkait gedung mangkrak. “Terima kasih Poldasu dan pihak yang lain yang membersamai perjuangan kami,” imbuhnya. Rektor meyakini, jika dengan kekompakan dan kebersamaan, berbagai permasalahan satu demi satu akan terselesaikan dengan penuh keberkahan Allah.

Kepada para wisudawan, rektor berpesan beberapa hal, di antaranya jadilah lulusan yang taat kepada orangtua dan selalu berbakti kepada keluarga dan masyarakat dengan berbagai kesempatan dan bekal ilmu yang dimiliki. Selain agent of knowledge, lulusan juga harus jadi agent of morality, karena menyandang nama UINSU, sebagai kampus Islam, moralitas harus dijaga, tunjukkan keteladanan yang baik bagi umat. Milikilah akhlak yang baik dan mulia.

“Dengan semangat Milad ke-50 tahun ini, kita berikan pengabdian terbaik untuk Indonesia. Kami doakan, agar semua yang hadir ini menjadi orang yang sukses dan bisa memberikan manfaat kepada yang lainnya,” pungkasnya. Acara dilanjutkan dengan penandatangan memorandum of agreement bersama Jamiyah Singapura. (Humas)

Bagikan Melalui Sosial Media :
X (Twitter)
Visit Us
YOUTUBE
INSTAGRAM
Skip to content